Mohon tunggu...
Rahmat Setiadi
Rahmat Setiadi Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta yang suka nulis dan nonton film

Saya suka baca-tulis dan nonton film.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ablasi Tulisan

18 November 2022   05:47 Diperbarui: 18 November 2022   05:54 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Bebas dan Leluasa Asal Saling Isi

 "Lebih mudah menulis hal-hal dari pengalaman sendiri".

Begitu kata mentor di salah satu komunitas penulis yang pernah saya dengar. Dari sana aku memulai menerawang kisah apa saja yang bisa aku tulis.

Ternyata tidak mudah. Entah ketidakmampuanku mengeksplorasi atau amat sedikit kisah yang aku alami, hingga pengalaman pribadi akhirnya sedikit bisa aku ungkapkan.

Waktu terus berlalu sejak mengenal dunia tulis-menulis sampai pada gilirannya, aku menemukan banyak pengalaman yang bisa digali. Aku menemukan ablasi sesungguhnya.

Ketika aku tilik sedikit saja ke belakang, ternyata selama ini aku terjebak pada pemikiran yang aku benturkan sendiri. Kisah yang terasa hilang sebenarnya begitu banyak, tapi terhalang oleh suatu pemikiran perbandingan.

 

Yah! Kisah kita sepanjang hidup kerap kita kerdilkan dengan membandingkan pada kisah-kisah orang lain. Kisah-kisah inspiratif, roman, epos, derita, dan kesenangan-kebahagiaan yang kita tahu dari pengalaman atau karangan orang lain lebih banyak mengubur kisah kita sendiri. Kita terjebak oleh pemahaman bahwa kita ini begitu sangat sederhana.

 

Kita lahir, besar, sekolah, bekerja, berumahtangga, hanya kita pandang sebagai hal yang biasa saja. Sementara jika kita dengar, baca, kisah orang lain kenapa menimbulkan rasa kekaguman? Hal ini sekarang saya sebut mengkerdilkan diri sendiri.

Saya baru sadar betapa pentingnya teknik menulis. Tidak hanya tentang tanda baca, lebih jauh lagi tentang penguasaan ragam bahasa. Kata yang biasa bisa menimbulkan kesan luar biasa. Kisah yang kita anggap biasa bisa terbaca oleh orang sebagai kisah inspiratif, edukatif. Dari sini saling isi tercipta.

Berapa banyak cerita tentang lahir tercipta? Tentang belajar, sekolah, berumahtangga? Atau dengan kata lain yang familiar di Kompasiana ini dengan tema yang setiap harinya dieksplorasi sangat bervariasi menghasilkan kisah, cerita, tulisan yang luar biasa.

Kita yang bukan siapa-siapa, dalam pandangan pribadi masing-masing, bisa tampak begitu luar biasa dengan hasil karya yang kita angkat dari pengalaman. Pengalaman berpikir, pengalaman berbuat, pengalaman berniat, pengalaman bermunajat, pengalaman yang kita saksikan, pengalaman yang kita alami, bahkan kita mampu membuat pengalaman-pengalaman yang belum terjadi yang memungkinkan kita alami.

 

Teramat banyak ablasi kehidupan yang tidak akan pernah habis untuk ditulis. Walaupun harus kembang kempis yang penting tetap menulis. Oke!

Saya memberanikan diri dengan istilah ablasi untuk judul tulisan ini. Mungkin bisa saja saya disalahkan karena ablasi identik dengan istilah medis pada gangguan kesehatan jantung. Mungkin, dan saya berharap, ada kompasianer yang memberi tanggapan tentang hal ini.

 

Bisa jadi Ablasi tulisan tidak ditemukan ketika kita searching, ini hanya istilah yang saya gunakan bahwa metabolisme menulis bebas, sebebas kita memaknai suatu kata tergantung pada kalimat yang mengiringinya. Ini juga bisa jadi tidak tepat.

Dan sekali lagi sepertinya perlu ditegaskan, bahwa kita perlu keberanian untuk tidak dalam bayang-bayang tulisan orang lain. Tulis, dan kirim! Biarkan pembaca memproyeksikan tulisan kita menurut persepsi mereka.

 

Sementara demikian, lain berita kosong. Kembali standby, 86.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun