Aku Bebas dan Leluasa Asal Saling Isi
 "Lebih mudah menulis hal-hal dari pengalaman sendiri".
Begitu kata mentor di salah satu komunitas penulis yang pernah saya dengar. Dari sana aku memulai menerawang kisah apa saja yang bisa aku tulis.
Ternyata tidak mudah. Entah ketidakmampuanku mengeksplorasi atau amat sedikit kisah yang aku alami, hingga pengalaman pribadi akhirnya sedikit bisa aku ungkapkan.
Waktu terus berlalu sejak mengenal dunia tulis-menulis sampai pada gilirannya, aku menemukan banyak pengalaman yang bisa digali. Aku menemukan ablasi sesungguhnya.
Ketika aku tilik sedikit saja ke belakang, ternyata selama ini aku terjebak pada pemikiran yang aku benturkan sendiri. Kisah yang terasa hilang sebenarnya begitu banyak, tapi terhalang oleh suatu pemikiran perbandingan.
Â
Yah! Kisah kita sepanjang hidup kerap kita kerdilkan dengan membandingkan pada kisah-kisah orang lain. Kisah-kisah inspiratif, roman, epos, derita, dan kesenangan-kebahagiaan yang kita tahu dari pengalaman atau karangan orang lain lebih banyak mengubur kisah kita sendiri. Kita terjebak oleh pemahaman bahwa kita ini begitu sangat sederhana.
Â
Kita lahir, besar, sekolah, bekerja, berumahtangga, hanya kita pandang sebagai hal yang biasa saja. Sementara jika kita dengar, baca, kisah orang lain kenapa menimbulkan rasa kekaguman? Hal ini sekarang saya sebut mengkerdilkan diri sendiri.