Mohon tunggu...
Rahmat Setiadi
Rahmat Setiadi Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta yang suka nulis dan nonton film

Saya suka baca-tulis dan nonton film.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Ceria

13 November 2022   17:48 Diperbarui: 13 November 2022   17:49 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan kerap diharapkan, walau kadang datang berlebihan tetap saja membawa manfaat.

Telah banyak orang mengungkapkan tentang hujan yang mewakili perasaannya, seperti; 

Mungkin bukan hujan yang diinginkan 

 namun kenangan di tiap tetesnya yang diharap

Ada pula ungkapan yang lebih panjang, seperti puisi berikut ini.

Hujan Ceria

Di saat hujan cerita kami dimulai

Seperti simfoni

Tetesan bergemericik deras

Merintis riang di ambang teras


Air berceloteh, berdeguk menuju selokan

Menyembur, berkecipak dalam genangan

Mirip kerumun tepuk tangan penuh semangat

Irama beraroma memikat


Besar di dunia lapang, sehat bersama cipratan

Jatuh dan bangun dengan tertawa 

Sampai hujan mereda

Berpulang ke hangat dekapan


Bertahun lamanya

Cuaca memburuk, kabut semakin menebal

Ada apa gerangan? 

Mungkin tak apa jika tidak tahu atas semua, semua pertanyaan


Kita banyak yang terdidik

Bisa bermanfaat di suasana gelap

Namun, tak sedikit yang takut toga-nya kotor

Terpeleset, menimpa teman dan terjerembab bersama, lalu saling menyalahkan


Mmmhh ... Bukankah dulu kita yang mengajar mereka? 

Dan kini anak-anak itu tidak membutuhkan lagi. Tak ada yang membutuhkan kita lagi. 


Kita hanya jalan-jalan dan diperintah

Malang... tak dihargai

Adakah yang bisa kita kerjakan?


Hujan tiada berubah


Kini denting iramanya begitu memilukan

Gemeretak di atap lalu jatuh keras membentur beton-beton

Kita hanya memandang di balik jendela

Cipratannya meninggi, beraroma kematian


Mungkinkah hujan ceria tinggal dongeng?

Kerinduan tetaplah bisa diceritakan

Tentang rintik mengalir, beriring, serempak

Bersama derai air mata


Bekasi 2022

Sementara ini yang bisa saya berikan, sampai ketemu lagi di puisi saya berikutnya. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun