Mohon tunggu...
rahmatsatria
rahmatsatria Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa universitas Airlangga

seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenali dan Mencari Solusi Masalah pada Remaja

3 Desember 2024   09:15 Diperbarui: 3 Desember 2024   10:09 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa remaja ditandai dengan berkembangnya rasa ingin tahu yang tinggi dalam berbagai hal, termasuk dalam bidang seks. Masa remaja adalah masa pubertas, organ reproduksi akan berkembang dan mengalami kematangan. Hormon mulai berfungsi sehingga menyebabkan perubahan fisik maupun perubahan hasrat seksual pada remaja. Selain itu, muncul ketertarikan dengan lawan jenis karena hormon mulai berfungsi sehingga hasrat seksual pada remaja meningkat (Aryanti ab Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu JlWirapati -Sindang, 2024). 

Usia remaja akan mengalami fase rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin mencoba suatu hal baru, dorongan tersebut akan menyebabkan perasaan ambisius pada remaja meningkat drastis. Hal tersebut dapat berdampak baik jika remaja dapat mengontrol dirinya dan dibekali dengan ilmu yang cukup. Namun, dapat berdampak buruk jika tidak didukung dengan lingkungan dan kontrol diri yang baik. 

Fenomena kenakalan remaja salah satu contohnya adalah hamil diluar nikah, fenomena tersebut adalah salah satu contoh remaja yang tidak memiliki kontrol diri yang baik. Terbukti dengan adanya 34.000 permohonan dispensasi kawin yang diajukan kepada Pengadilan Agama pada Januari hingga Juni 2020, yang 97%-nya dikabulkan (katadata.co.id, 12 Oktober 2021). 

Remaja yang tidak memiliki kontrol diri yang baik dapat membahayakan dirinya maupun orang lain. Mereka bisa melakukan apa saja karena fase ini mereka mendapatkan dorongan kuat untuk mengeksplor hal baru. Jika tidak dibekali dengan ilmu, tentu hawa nafsu akan mendominasi diri mereka yang menyebabkan mereka berani berbuat apa saja.

 Banyak faktor yang mendorong fenomena tersebut. Pada era globalisasi sekarang didukung oleh kemajuan dan kecanggihan, teknologi yang semakin canggih menjadi sarana untuk siapapun dalam mengakses segala informasi bahkan dari ujung belahan dunia sekalipun. 

Terlebih lagi masa remaja merupakan masa dengan memiliki sikap rasa ingin tahu yang sangat tinggi dalam hal apapun, dengan demikian masa remaja masuk dalam kategori masa yang rentan, karena jika rasa ingin tahu yang tinggi tersebut tidak dapat dikontrol dengan b

aik akan menjerumuskan kepada hal hal negatif yang tidak bermanfaat seperti mencoba suatu hal baru yang melanggar norma maupun agama(Penelitian et al., 2021). Rasa ingin tahu yang tinggi dapat menimbulkan sesuatu yang positif maupun negatif, positifnya jika remaja dapat mengontrol perasaan tersebut, mereka dapat memanfaatkan sebagai motivasi pendukung untuk mencari ilmu, seperti mengeksplor ilmu pengetahuan baru. Negatifnya jika mereka tidak dapat mengontrol perasaan tersebut, mereka cenderung menggunakan rasa ingin tahu nya kepada hal hal yang salah dan menyimpang.

 Disamping itu, terdapat faktor internal yang mempengaruhi remaja dalam mengontrol dirinya. faktor internal, atau lebih umum diartikan dengan keadaan di dalam diri remaja itu sendiri. Perubahan fisik dan peran sosial akan menjadi tantangan perkembangan bagi seorang remaja. 

Remaja mungkin melakukan tindakan penyimpangan dan memiliki sikap yang terlalu merendakan diri sendiri, atau selalu meninggikan diri sendiri karena mereka ingin diakui atau mendapatkan suatu pengakuan dari orang lain. Mereka cenderung mencari cara pintas untuk menyelesaikan masalah. 

Mereka percaya bahwa jika mereka tidak melakukannya, mereka akan dianggap tidak gaul dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Selain itu terdapat faktor eksternal juga mempengaruhi remaja dalam berperilaku, faktor eksternal adalah faktor yang terjadi di luar diri seorang remaja dan yang memberi dorongan paling besar dalam memberikan dampak terhadap perilaku diri seorang remaja.

 Seorang yang sering berkumpul bersama dengan kelompok nya, tentunya mereka akan terpengaruhi oleh sifat dan perilaku dari teman teman satu kelompoknya(Penelitian et al., 2021), jika teman kelompok nya berperilaku baik dan tidak menyimpang tentunya akan memberikan pengaruh yang baik kepada sekitarnya.

 Namun, jika teman kelompoknya berperilaku menyimpang bisa dipastikan akan sangat mudah mempengaruhi lingkungan sekitarnya menjadi suatu kelompok yang buruk dan berpotensi melakukan penyimpangan. Kasih sayang dan perhatian orang tua sangat berperan penting dalam membentuk perilaku seorang remaja. Remaja yang tidak sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dari orang tua cenderung merasa tidak betah berada di dalam rumah tersebut, mereka lebih senang berada diluar rumah dan bertemu teman-temannya karena tak jarang dari mereka merasa lebih diakui di lingkungannya daripada di rumahnya.

Keluarga merupakan lembaga pedidikan pertama dan merupakan dasarl bagi perkembangan anak dalam bertumbuh menjadi pribadi yang berakhlak baik. Oleh sebab itu, keluarga memiliki peranan yang sangat krusial dalam proses pembentukan kepribadian anak. Keluarga yang baik akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan anak, sedangkan keluarga yang tidak balik tentu akan sebaliknya.

 Anak yang keadaan keluarganya bermasalah (broken home) memberikan dampak yang kuat dalam membentuk kepribadian anak dan cenderung berpotensi membuat anak melakukan tindakan menyimpang di lingkungannya. Keadaan rumah tangga yang tidak harmonis mempengaruhi psikologis yang buruk bagi perkembangan mental sang anak karena sejatinya, dasar kepribadian seorang anak dibentuk dalam lingkungan rumah tangga atau keluarganya. 

Jika mereka kehilangan peran ayah atau ibu, atau keduanya, anak akan kehilangan role model dalam hidupnya, kehilangan kasih sayang, dan pembimbing yang sangat ia butuhkan. Selain itu, orang tua yang sibuk di luar rumah dan tidak memiliki waktu bersama keluarga tentu akan mengakibatkan anak merasa dirinya tidak dipedulikan dan tidak dicintai oleh kedua orang tua nya(Qolbiyyah, n.d.). 

Kesempatan seperti ini menjadi celah untuk sang anak mencari kepuasan atau pengakuan di luar sana, biasanya cenderung mencari teman dengan perasaan senasib kemudian membentuk suatu kelompok yang haus akan pengakuan. Peristiwa seperti ini sangat berpotensi untuk mengarahkan kepada hal-hal kenakalan remaja. Keluarga memiliki peranan penting dalam pembentukan jati diri serta perilaku yang dilakukan oleh remaja. Karena itu merupakan proses tumbuh kembang yang perlu dilakukan oleh setiap orang tua pada anaknya. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah; kedua orang tuanyalah yang menjadikannya penganut agama Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.''( HR.Bukhori)

Dari keterangan hadits di atas sudah sangat jelas bahwa anak itu diibaratkan sebagai sebuah kertas putih. Tergantung dari orang tuanya yang mengarahkannya menjadi baik atau buruk, menjadikannya beragama apa pun, dan menciptakannya suasana diri dalam kehidupan anaknya. Oleh karena itu, lingkungan dan orang tua sangat berpengaruh dalam menentukan sikap dan perilaku yang dilakukan oleh anaknya.

 Sejatinya, manusia menurut Islam adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Hakikat wujudnya manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam QS. AlQashash: 77

Artinya: "Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

 Apabila seorang anak tidak belajar adab pergaulan sejak kecil, ia cenderung akan jatuh dalam posisi yang sulit dan memalukan. Kewajiban orangtua adalah memastikan adab ini sejak kecil, seperti sopan santun dengan orang lain, batasan dengan lawan jenis, larangan dengan hal-hal yang haram, perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama islam. Oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dan diamalkan oleh para remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun