Lalu, kenapa sampai ada situasi yang begitu menyeramkan bisa terjadi di Tanah Papua?
Apakah kesalahan oknum rasis yang sekarang sedang diproses hukum untuk mempertanggungjawabkan ke-rasis-annya itu mampu menjadi penyulut rasa cinta antara bapak dan anak, antara rakyat dan pemimpin, menjadi rasa benci yang membuncah seolah tanpa menyisakan rasa empati dan cinta?
Tentu, cinta yang bersemayam di masyarakat Papua terhadap Jokowi sulit untuk dicampakkan. Pun demikian, atas apa yang belakangan ini terjadi tak akan jadi penyulut bagi Jokowi untuk mengatakan bahwa rasa cinta terhadap Papua sebagai bagian dari Nusantara sudah hilang.Â
Karena dengan tipikal dan komitmen kepemimpinannya, meskipun ada sebagian diantara yang mengaku punya kecintaan terhadap Papua telah inkar, toh Papua Barat dan Papua tetap masih bertahta dalam ingatan dan menjadi prioritas dalam program pembangunan.