Dalam setiap titis dan tetes realitas, aku berjalan menyeimbangi alur dan alir kenyataan nyaa.
Dari hulu ke hilir ku lihat gagak gagak itu tertawa jumawa,
Saat bunga kemboja itu jatuh berguguran, Apakah awan akan tetap menurunkan hujan Dengan meratapi siulan ketidak berdayaan.
Terus ku dayung bersama dayang
Di perahu tak bertepi.
Hanyutan hanyutan air kali ini
Serupa denyutan denyutan jantung yang perlahan memelan.
Saat masa itu datang
Masihkah aku ada dalam bait bait puisi ku ini
Aku akan tetap ada meskipun aku sudah tak ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H