Mohon tunggu...
Rahmat Rizal.
Rahmat Rizal. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kate

Tulisan yang akan menjadi memori kecil di fikiran kalian.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kala Nanti

1 September 2021   17:17 Diperbarui: 1 September 2021   18:29 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam setiap titis dan tetes realitas, aku berjalan menyeimbangi alur dan alir kenyataan nyaa.

Dari hulu ke hilir ku lihat gagak gagak itu tertawa jumawa,
Saat bunga kemboja itu jatuh berguguran, Apakah awan akan tetap menurunkan hujan Dengan meratapi siulan ketidak berdayaan.

Terus ku dayung bersama dayang
Di perahu tak bertepi.
Hanyutan hanyutan air kali ini
Serupa denyutan denyutan jantung yang perlahan memelan.

Saat masa itu datang
Masihkah aku ada dalam bait bait puisi ku ini
Aku akan tetap ada meskipun aku sudah tak ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun