Mohon tunggu...
rahmat ridho
rahmat ridho Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

saya akan menulis berbagai macam artikel yang membahas isu lingkungan, energi terbarukan, pertanian, sumber daya alam. semoga bermanfaat bagi pembaca

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bioplastik: Solusi Menjanjikan Namun Tidak Sempurna untuk Krisis Plastik Global

17 Juli 2024   08:31 Diperbarui: 17 Juli 2024   08:52 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun minat terhadap bioplastik terus meningkat, bioplastik masih mewakili sebagian kecil pasar plastik global:

- Pasar plastik global bernilai $1,2 triliun, sementara bioplastik hanya memiliki pangsa pasar $9 miliar.

Studi Kasus: PlantBottle

PlantBottle dari Coca-Cola menjadi studi kasus menarik mengenai kondisi bioplastik saat ini. PlantBottle adalah wadah plastik yang dapat didaur ulang yang terbuat dari 30 persen bahan nabati, sedangkan 70 persen sisanya adalah plastik berbasis minyak tradisional. Meskipun Coca-Cola telah menggembar-gemborkan hal ini sebagai langkah signifikan menuju keberlanjutan, para kritikus berpendapat bahwa hal ini tidak dapat menjadi solusi yang sebenarnya:

  • Botol tersebut tidak sepenuhnya dapat terurai secara hayati dan masih mengandung sebagian besar plastik tradisional.
  • Ini tidak membahas masalah mendasar tentang kemasan sekali pakai.
  • Pemasaran seputar PlantBottle telah dikritik karena berpotensi menyesatkan, menyiratkan manfaat lingkungan yang lebih besar daripada yang sebenarnya ada.

PlantBottle menggambarkan kompleksitas dan tantangan dalam mengembangkan alternatif yang benar-benar berkelanjutan untuk plastik tradisional. Meskipun merupakan langkah ke arah yang benar, PlantBottle juga menyoroti keterbatasan teknologi bioplastik saat ini dan perlunya solusi yang lebih komprehensif.

Melampaui Bioplastik: Pendekatan Sistemik

Banyak pakar berpendapat bahwa hanya berfokus pada pengembangan bioplastik yang lebih baik saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah plastik dunia. Sebaliknya, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif dan sistemik. Laporan "Breaking the Plastic Wave" oleh Pew Charitable Trusts dan SYSTEMIQ menguraikan beberapa strategi utama:

  1. Ekonomi Sirkular: Menerapkan perombakan sistem plastik dunia senilai $600 miliar untuk menciptakan ekonomi sirkular yang menekankan penggunaan kembali dan daur ulang.
  2.  Pengurangan dan Substitusi: Menghilangkan kemasan plastik yang tidak diperlukan dan menggantinya dengan kertas atau bahan yang dapat dibuat kompos jika memungkinkan.
  3. Desain untuk Daur Ulang: Menciptakan produk dengan mempertimbangkan daur ulang sejak awal.
  4. Peningkatan Pengumpulan dan Daur Ulang: Meningkatkan upaya pengumpulan dan daur ulang, khususnya di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah tempat sebagian besar plastik laut berasal.
  5. Tanggung Jawab Produsen yang Diperluas: Mengalihkan tanggung jawab daur ulang ke perusahaan yang memproduksi dan menggunakan kemasan plastik.
  6. Inovasi dalam Teknologi Daur Ulang: Mengembangkan metode baru untuk daur ulang kimia dan teknik daur ulang canggih lainnya.
  7. Edukasi Konsumen: Meningkatkan kesadaran tentang pembuangan yang tepat dan pentingnya mengurangi konsumsi plastik.

Strategi ini, jika diterapkan bersama, berpotensi mengurangi sampah plastik hingga 80 persen selama dua dekade mendatang, menurut laporan Pew.

Peran Kebijakan dan Industri

Menangani krisis polusi plastik memerlukan upaya bersama dari para pembuat kebijakan dan pemimpin industri:

1. Kebijakan Pemerintah:

  • Menerapkan undang-undang tanggung jawab produsen yang diperluas.
  • Memperkenalkan sistem deposit untuk botol plastik, yang telah terbukti berhasil di negara-negara seperti Norwegia.
  • Menetapkan target untuk konten daur ulang dalam produk plastik.
  • Pendanaan penelitian dan pengembangan untuk bahan berkelanjutan dan teknologi daur ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun