Mohon tunggu...
rahmat ridho
rahmat ridho Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

saya akan menulis berbagai macam artikel yang membahas isu lingkungan, energi terbarukan, pertanian, sumber daya alam. semoga bermanfaat bagi pembaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Memahami Prinsip-prinsip Transformasi Biru: Sistem Pangan Akuatik Berkeadilan

20 September 2023   10:00 Diperbarui: 20 September 2023   10:02 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Getty Images Signature: GrigoriosMoraitis

Pendahuluan

Sistem pangan akuatik adalah semua aktivitas yang terkait dengan produksi, pengolahan, distribusi, dan konsumsi makanan yang berasal dari sumber daya air, seperti ikan, udang, rumput laut, dan lain-lain. Sistem pangan akuatik memiliki peran penting bagi ketahanan pangan global, karena menyediakan protein, asam lemak esensial, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh lebih dari tiga miliar orang di dunia. Namun, sistem pangan akuatik juga menghadapi berbagai tantangan yang mengancam keberlanjutannya, seperti kerusakan lingkungan akibat praktik budidaya dan penangkapan yang tidak ramah, ketimpangan sosial antara pelaku usaha besar dan kecil, serta krisis gizi yang ditandai oleh rendahnya keragaman pangan dan tingginya prevalensi stunting, obesitas, dan penyakit tidak menular. Postingan blog ini bertujuan untuk mendukung keadilan di seluruh sistem pangan akuatik dengan menerapkan prinsip-prinsip transformasi biru, yaitu sebuah strategi visioner yang dirancang oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) untuk meningkatkan potensi sistem pangan di bawah air dan memberi makan populasi dunia yang terus bertambah secara berkelanjutan.

Isi

Transformasi biru adalah sebuah konsep yang menggabungkan tiga dimensi keberlanjutan: ekologi, sosial, dan ekonomi. Transformasi biru berfokus pada bagaimana kita dapat memproduksi, mengelola, memperdagangkan, dan mengonsumsi makanan akuatik secara berkelanjutan, inklusif, dan adil. Transformasi biru didasarkan pada lima prinsip utama:

- Memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang setara dan adil terhadap sumber daya akuatik dan manfaatnya.
- Meningkatkan efisiensi dan produktivitas sistem pangan akuatik dengan mengurangi susut pangan dan limbah.
- Mempromosikan keragaman pangan dan gizi dengan mengembangkan berbagai jenis produk akuatik lokal yang sehat dan bergizi.
- Melindungi dan melestarikan ekosistem air dengan menerapkan praktik budidaya dan penangkapan yang ramah lingkungan.
- Mendorong partisipasi dan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan dalam sistem pangan akuatik.

Beberapa contoh implementasi transformasi biru di berbagai negara dan wilayah adalah sebagai berikut:

- Di Indonesia, sebuah proyek bernama Akuakultur Berbasis Masyarakat (ABC) telah berhasil meningkatkan kesejahteraan petani rumput laut di Sulawesi Selatan dengan memberikan bantuan modal, teknologi, pelatihan, dan akses pasar. Proyek ini juga membantu melestarikan lingkungan dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida.


- Di India, sebuah inisiatif bernama Blue Economy Challenge telah meluncurkan sejumlah solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk akuatik, seperti sistem budidaya ikan yang hemat air, pakan ikan yang berbasis alga, dan aplikasi seluler yang menyediakan informasi pasar dan cuaca. Inisiatif ini juga membantu meningkatkan keragaman pangan dan gizi dengan mengembangkan produk-produk baru seperti tepung ikan, minyak ikan, dan suplemen gizi.


- Di Filipina, sebuah organisasi bernama Rare telah mengembangkan sebuah program bernama Fish Forever yang bertujuan untuk mengembalikan stok ikan dan mengurangi kemiskinan nelayan dengan menerapkan sistem manajemen perikanan berbasis masyarakat. Program ini juga membantu melindungi ekosistem air dengan menetapkan zona perlindungan laut dan mengawasi aktivitas penangkapan ilegal.

Manfaat-manfaat transformasi biru bagi lingkungan, sosial, ekonomi, dan kesehatan adalah sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun