Mohon tunggu...
Rahmat Mulia Harahap
Rahmat Mulia Harahap Mohon Tunggu... Insinyur - Laki-laki

Untuk suatu perubahan kearah yang lebih baik harus dimulai dari diri sendiri biarpun itu hanya sedikit.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bulan tak Berbentuk

18 Mei 2019   22:29 Diperbarui: 18 Mei 2019   22:32 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terakhir kulihat bulan di hatimu saat kota ini melemparkan anak batinnya melanglang hasrat ke ujung bumi

Akankah kau kembali? Mataku hanya menatap jejak kita yg mengerut karena hujan. Kau pasti tahu jawabnya, di gerimis yg kaku pernah gandengan tangan kita terlepas. Bukankah itu pertanda penantian ini burung yg tersesat menemukan sarangnya.

Ah...Selamat malam katamu di hingar rindu yg terjatuh dari kelopak bulan. Aku tidur tanpa mimpi hanya menghitung langkahmu kembali. 

Jangan! Bangunlah mimpimu yg lain di labirin tanpa aku karena senyap telah menggelamkan cinta tak bernama aku atau kamu

Disini cinta bukan lelaki atau wanita apalagi banci tapi telah menjelma jadi si tua yg keropos dan cerewet yg tidak pernah memerdekan kita utk jadi muda kembali kecuali saat kupanggil namamu di sembilu malam yg berdarah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun