lagu dilahirkan oleh sal priadi memiliki makna yang sangat mendalam secara abstrak. Salah satunya, Kultusan. Lagu ini memiliki makna hiperbola penghormatan secara mendalam terhadap seseorang.Â
SetiapKutemukan
Jejak bibir kecilmu yang berkelana
Jauh ke lekuk
Lekuk leher yang bukan leherku
Kau berbohong
Yang mulia, kau pendusta
Bergetar kau bersumpah di balik tangis yang menderu
Untuk lacurnya lakumu
Kelak terulang lagi
Kau minta kuruntuhkan bumi
Di atas kepalamu
Dan ku percaya lagi
Mungkin dikultuskan
Dalam perjamuan
Bulir darahku
Namamu seorang
Hingga mengingkari mu adalah hal yang mustahil
Kau berbohong
Yang mulia, kau pendusta
Bergetar kau bersumpah di balik tangis yang menderu
Untuk lacurnya lakumu
Kelak terulang lagi
Kau minta kuruntuhkan bumi
Di atas kepalamu
Dan ku percaya lagi
Mungkin dikultuskan
Dalam perjamuan
Bulir darahku
Namamu seorang
Hingga mengingkari mu adalah hal yang mustahil
Mungkin dikultuskan
Dalam perjamuan
Bulir darahku
Namamu seorang
Hingga mengingkari mu adalah hal yang mustahil
Seseorang yang sedang bercumbu dengan orang ketiga serta minta maaf atas segala hina kelakuan nya mengkhianati pasanganya. Apalagi, berkali-kali dia sudah melakukan kesalahan dengan sadar. Atas khianat yang dilakukan oleh pasangan dan memaafkan atas segala kesalahan nya.Â
Jadi, mau kalian disakiti sampai berdarah-darah pun, kalian bingung. Ya gimana, kalian udah memuja satu nama. Nama orang yang menyakiti kalian itu. Terlalu hiperbola sampai akhirnya kalian tidak bisa buat memutuskan berpisah.
Kali ini berlebihan seperti darah kita sudah sepakat juga memuja satu nama. Disakiti pun bakal kembali lagi ke orang itu. Sampai akhirnya kepercayaan kita kembali lagi buat tetap bersama dia. Padahal kita itu udah hancur banget. Ya benar sih, ini menjengkelkan sekali. Memaafkan orang yang melakukan hal menyakitkanÂ
Mengutip ucapan Sal Priadi, Diri sendiri ibaratnya rumah. Kekasih kamu itu seorang tamu, yang awalnya diizinkan duduk di teras, kemudian ruang tamu, kemudian masuk lagi ke kamar. Sampai akhirnya dia diizinkan untuk mendekorasi isi rumah. Akhirnya kamu merasa asing sama diri kamu sendiri. Tapi kalau kehilangan juga enggak bisa, dia udah masuk ke rumah. Bahkan udah jadi penghuni.Â
Terus gimana?
Disitulah kamu harus mengembalikan rumahmu seperti semula dan bahagia tanpa jajahan orang lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H