"Jono?" ujarnya sambil terbelalak.
"aku bilang akan memegang tanganmu dengan erat" jawab lelaki itu sederhana.
Ketika mereka berdua berlari menghindari badai yang semakin kencang. Tanah yang dipijak Jono longsor, dan Narsih berusaha memegang erat lengan kekasih nya itu. waktu membuat lengan itu kelelahan, sehingga tanah yang dipijaki Narsih juga hampir longsor. Jono yang akhirnya sudah sampai ke atas tanah yang baru dan kokoh sekarang bergiliran menahan lengan Narsih yang tubuhnya hampir terjatuh terbawa longsor. Tangan mereka erat dan kuat, namun Narsih tau bahwa tanah yang Jono pijak lagi lagi akan longsor dan akhirnya mereka sama sama jatuh.
 "lepaskan Jono, lepaskan" pinta Narsih memohon
"tidak akan pernah" ujar Jono singkat sambil terus menahan lengan Narsih
"ku mohon, jaga Dini untukku" pinta nya lagi
Setelah permohonan yang diiringi tangis itu. Jono bersiap melepaskan lengan Narsih dengan tumpahan air mata. Namun tiba tiba sebuah cahaya menyinari mereka dari gundukan tanah di belakang Jono. Gentong Kaca. Tepat setelah Narsih terjatuh sambil tersenyum pada Jono, Gentong itu mengeluarkan sinar yang menyilaukan ke mata mereka berdua. Gentong kaca akan mengeluarkan sinar pada orang yang telah mengorbankan dirinya untuk oranglain.
Pengorbanan Narsih tidak sia-sia. Gentong itu benar benar ada dan membantu mata Dini untuk melihat. Meskipun Dini tidak pernah melihat kakaknya, tapi selama hidupnya ia akan melihat perjuangan kakaknya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H