Mohon tunggu...
Rahmatia Fadhilah
Rahmatia Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik UPI 2022: Pentingnya Edukasi Gizi, Anemia, dan Stunting pada Remaja

9 Agustus 2022   21:00 Diperbarui: 9 Agustus 2022   21:05 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN Tematik merupakan sebuah kegiatan akademik yang dilaksanakan oleh mahasiswa berupa program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan tema yang telah ditentukan. Pada tahun 2022 ini KKN tematik di Universitas Pendidikan Indonesia berbasis SDG’s Desa dengan berbagai tema.

SDG’s desa merupakan sebuah upaya dalam mewujudkan Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, Desa ekonomi tumbuh merata, Desa tanggap budaya, Desa ramah perempuan, Desa berjejaring, Desa peduli kesehatan, Desa peduli lingkungan, dan Desa peduli pendidikan. Pada kesempatan kali ini saya dan teman kelompok saya mendapatkan tema ‘Desa tanpa Kelaparan’. 

Menurut saya tema ini cukup menarik karena tema ini merupakan salah satu upaya untuk memberantas kelaparan dan gizi kurang di daerah-daerah.

Salah satu program kerja yang dilakukan oleh kelompok saya untuk tema desa tanpa kelaparan yaitu dengan memberikan sosialisasi serta edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang, bahayanya stunting, dan anemia pada remaja di beberapa SMA dan SMK di daerah Pandeglang. Fase remaja merupakan sebuah fase transisi dari fase anak-anak ke fase dewasa.

Kegiatan sosialisasi ini dilakukan dikalangan remaja karena dirasa remaja masih mengalami pertumbuhan, sedang mengalami masa pubertas, dan memiliki aktivitas yang sangat beragam dan banyak sehingga membutuhkan gizi yang cukup dan seimbang. 

Gizi merupakan salah satu faktor eksternal atau lingkungan yang berasal dari makanan yang dikonsumsinya yang turut menentukan waktu terjadinya pubertas dan kecepatan pertumbuhan.

dokpri
dokpri

Remaja yang mengonsumsi makanan yang nutrisinya tidak beragam dan tidak mencukupi kebutuhan tubuhnya biasanya cenderung mengalami anemia, tidak fokus dalam menangkap pelajaran, dan pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan remaja yang mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi.

dokpri
dokpri

Anemia dan stunting merupakan salah dua akibat dari kurangnya nutrisi yang masuk kedalam tubuh seseorang. Anemia merupakan sebuah kondisi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah merah (hemoglobin/hb) atau sel darah merah yang ada pada tubuh tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya penderitanya sering merasa lelah dan mengantuk, sakit kepala, speperti melihat kunang-kunang, sesak dada, dan kulitnya terlihat lebih pucat. 

Sedangkan stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh yang dialami oleh seseorang dikarenakan nutrisi yang masuk kedalam tubuh masih sangat kurang. 

Stunting biasanya tidak dialami saat remaja, tetapi terjadi dari masa pra-sekolah orang tersebut. Orang yang mengalami stunting biasanya wajahnya terlihat lebih muda dari usia seharusnya, tinggi badan yang kurang, kurang tanggap, dan mengalami pertumbuhan serta perkembangan yang terhambat.

Adapun bentuk pencegahan dari anemia yaitu dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi, terutama makanan yang kaya akan asam folat dan zat besi seperti daging sapi, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau, makanan yang mengandung Vitamin B12 seperti susu dan turunannya, kacang kedelai dan turunannya, dan juga telur, dan makanan yang mengandung Vitamin C seperti jeruk, jambu batu, brokoli, dan cabai. 

Selain mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi yang melimpah anemia juga dapat dicegah dengan mengonsumsi suplemen zat besi atau penambah darah pada perempuan yang sedang mengalami menstruasi dan pada ibu hamil.

Stunting juga dapat dicegah dari masa kehamilan calon ibu, calon ibu yang mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi seperti asam folat, zat besi, protein dan sebagainya biasanya melahirkan bayi yang sehat dan kemungkinan mengalami stuntingnya rendah. Setelah lahir pun ibu dan bayinya diharapkan mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi guna menghindari stunting pada anak tersebut.

Dari paparan yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa gizi yang seimbang dapat mencegah terjadinya gangguan yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang terhambat, mengurangi gejala anemia, dan juga dapat membantu seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-harinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun