Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono lagi-lagi caper. Kali ini dia bikin sensasi sok hebat. Dia minta supaya Demokrat lekas keluar dari koalisi 02. Alasan basi yang dikemukan Demokrat tidak punya kontribusi. Dari sini kita bisa membaca kegagalan Arief dalam menarik kesimpulan dan membaca situasi.
Pertama, sampai hari ini dan hingga "permainan" tuntas Demokrat akan tetap bersama kubu 02. Demokrat akan menyelesaikan kewajiban morilnya sebagai anggota dari koalisi pemenangan Prabowo-Sandi. Ini adalah etika para kader Demokrat yang diwarisi dari SBY.
Kalau Demokrat agak berbeda pandangan dengan arus koalisi, saya pikir itu lumrah saja. Sebab koalisi itu sifatnya bergabung, bukannya melebur. Justru apabila semuanya seragam, kubu 02 akan sulit untuk melakukan ekspansi kampanye yang bisa menyentuh seluruh kalangan akar rumput. Bagaimanapun karakteristik pendukung Gerindra, PAN, PKS, Demokrat maupun Berkarya jelas berbeda.
Kedua, kontribusi Demokrat itu jelas, tegas dan signifikan. Jubir BPN Prabowo Subianto-Sandiaga, Andre Rosiade, sudah mengakui dukungan SBY-Demokrat untuk kemenangan koalisi 02.
Bahkan sejatinya, saya menilai jika Prabowo mau mendengar saran SBY tentang penolakan terhadap politik identitas kemungkinan besar peluang koalisi 02 akan lebih besar. Pasalnya, politik identitas membuat kelompok minoritas merasa terancam dan akhirnya memusat pada Jokowi-Ma'ruf Amin. Jumlah pemilih dari kelompok minoritas ini sekitar 15 persen pemilih atau sekitar 29 jutaan orang. Bukankah jumlah ini cukup signifikan?
Ketiga, Arief tidak cermat membaca situasi. Hari ini yang dibutuhkan oleh Koalisi 02 adalah menjaga soliditas. Makanya para sekjen parpol pengusung Koalisi 02, magrib kemarin berkumpul bersama dalam acara buka puasa. Menjelang penetapan hasil pemilu, tekanan memang semakin kuat. Kecurigaan makin tinggi. Wajar saja. Yang penting sama-sama bersabar, sama-sama menjaga, dan tentu saja tidak saling menyebar fitnah. Â
Tapi sudahlah. Arief Poyuono memang tipikal politikus yang suka bikin ribut. Ingat saat dia menuding PDIP sebagai Partai Komunis Indonesia? Belakangan Arief minta maaf. Bahkan Arief sempat berencana bergabung dengan PDIP. Tapi, meskipun langsung dipersilakan oleh Wakil Ketua Umum Gerindra lainnya, Fadli Zone, toh Arief tidak mingat juga. Bukankah ini yang sejatinya karakteristik serangga undur-undur itu?
Ibarat kendaraan, Arief Poyuono ini cuma bajaj. Suaranya keras, getarannya amat terasa, tapi kecepatannya ya cuma segitu. Bahkan skuter matic pun sukar untuk disalipnya. Begitu kira-kira manuver Arief yang kurang tenaga itu. Kasihan kalau dia mesti balapan dengan mercy-mercy Demokrat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H