Di Jombang, Jawa Timur, Minggu (1/3/2018) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) semakin mengukuhkan diri sebagai pemimpin masa depan. Komandan Kogasma Pemilu Partai Demokrat itu bukan hanya sarat semangat muda, tetapi juga punya sikap santun kepada para seniornya. Di atas panggung silaturahmi para pendukung Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak itu, AHY seolah-olah hadir bukan hanya sebagai representasi kaum muda, tapi juga ibarat jembatan generasi milenial kepada para seniornya.
Karena kesantunannya itu, AHY bisa berbincang dengan hangat dengan para seniornya di atas panggung. Mula-mula AHY duduk di sebelah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Dan saat acara orasi politik sudah dimulai, dengan supel AHY berinteraksi dengan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy, juga politisi senior dari PAN, Hanura dan Nasdem.
Dari orasi politiknya di alun-alun Jombang, kian kentallah semangat sinergi antargenerasi. Orasi AHY yang berapi-api sekaligus santun dan memikat ini terbukti sukses membius puluhan ribu massa yang menyemuti Lapangan Alun-alun Jombang. Kendati terik membakar kepala, semua orang berteriak-teriak penuh semangat seiring orasi politik AHY.
Mula-mula AHY memuji Khofifah sebagai perempuan yang tangguh, sebagai seorang petarung. Khofifah adalah seorang yang berpengalaman, di parlemen maupun eksekutif. Khofifah pernah menjabat menteri dua kali, yakni Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan/Ketua BKKBN pada Kabinet Presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid, dan Menteri Sosial di Kabinet Presiden ke-7 RI Joko Widodo. Pilihan politik Khofifah ini nyata-nyata membuat AHY terkagum-kagum.
"Sudah enak jadi menteri masih mau turun ke Jawa Timur untuk memajukan rakyat Jawa Timur. Tidak banyak orang yang seperti beliau. Karena itu beruntunglah masyarakat Jawa Timur akan memiliki pemimpin yang memiliki karakter, kapasitas dan integritas seperti Ibu Kofifah."
Sebaliknya AHY amat mengapreasiasi koleganya, Emil Dardak, Bupati Trenggalek dengan segudang prestasi, yang dalam usia muda berani untuk bertarung dan berjuang untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
"Muda adalah kekuatan, kekuatan dalam pikiran dan tindakan. Muda artinya berani menghadapi tantangan, tidak takut gagal, tidak takut kalah, karena ia yakin tujuannya harus disertai dengan optimisme, untuk memajukan masyarakat daerah, bangsa dan negaranya."
Di mata AHY, pasangan Khofifah dan Emil Dardak adalah paslon yang ideal. Seorang perempuan petarung yang punya pengalaman didampingi oleh seorang anak muda, yang berani, yang kapabel, yang memiliki visi dan jiwa yang benar-benar ingin memajukan rakyatnya. Tentu akan menjadi satu kekuatan kepemimpinan yang paripurna.
Khofifah dan Emil merupakan pasangan yang idel. Pasangan yang bisa mengerus keraguan masyarakat akan sosok pemimpin yang bukan hanya mencintai rakyatnya secara kata-kata, tetapi diwujudkan dalam bentuk tindakan. Keyakinan inilah yang membuat AHY terus turun gunung untuk mengkampanyekan Khofifah dan Emil.
Dari sini pula, kita dapat disingkap menyingkap bagaimana pola pikir AHY dalam memandang pentingnya sinergi antar generasi, antar keragaman Indonesia, untuk membangun Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang lebih maju.
Tidak boleh lagi bicara sekat generasi, apalagi SARA jika sudah bicara kemajuan bangsa dan negara. Semua rakyat Indonesia harus bersatu padu, bahu-membahu, berbuat yang terbaik untuk Indonesia tercinta. Jika sinergi antar generasi sudah terjadi, tentu persatuan akan semakin kuat dan optimisme rakyat akan meningkat pesat. Dan AHY sudah berdiri di barisan terdepan untuk mewujudkan sinergi itu.