Mohon tunggu...
Rahmat Thayib
Rahmat Thayib Mohon Tunggu... Penulis - Sekadar bersikap, berharap tuna silap.

Sekadar bersikap, berharap tuna silap. Kumpulan tulisan saya: http://rahmathayib.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kok Bisa Budi Gunawan Muncul di Survei Pilpres?

20 Februari 2018   14:02 Diperbarui: 20 Februari 2018   15:17 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah kewajaran mereka yang sudah menjabat Kepala BIN, dari kepala BIN ke1 sampai Sutiyso kepala BIN sebelum Budi Gunawan, harus tutup buku ambisi. Mereka mustahil didorong untuk menjadi RI 2 atau RI 1. Tuntutan pekerjaan intelejen membuat mereka tidak popular.

Satu-satunya popularitas Budi Gunawan, menurut saya, adalah insiden Lukas Enembe yang konon dipaksa Budi Gunawan cs untuk memenangkan Jokowi dan PDIP di Papua. Lain dari itu tidak!

Lalu mengapa nama Budi Gunawan tetap muncul? Nalar saya menjawab ini ada kaitannya dengan rumor kedekatan Budi Gunawan dan Megawati. Logikanya kalau Megawati sudah merestui Budi Gunawan mengejar RI 1 atau RI 2, sudah pasti mesin politik PDIP akan mendorong Budi Gunawan masuk bursa capres. Dan sebagai pemenang pileg 2014, PDIP memiliki kemampuan untuk melakukan scenario ini.

Barangkali rumor inilah yang ditangkap oleh Indo Barometer. Ibaratnya iseng-iseng berhadiah. Pertama, membaca sejauh mana elektabilitas Budi Gunawan. Kedua, mempopulerkan nama Budi Gunawan sebagai capres alternative.

Namun setelah membaca survey Indo Barometer ini, keyakinan saya semakin penuh. Skenario memajukan Budi Gunawan amat dipaksakan. Buktinya, bahkan Budi Gunawan tidak duduk di peringkat 18 dari capres alternative yang diinginkan masyarakat. Sosok inikah yang hendak didorong PDIP?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun