Tetapi, jika Jokowi engan mengudeta trah Sukarno di PDIP, opsi yang tersisa adalah mendukung Prananda. Sudah rahasia umum, hubungan Puan dan Jokowi kurang harmonis. Terkesan ada ketidaksukaan Puan terhadap Jokowi yang berdarah ndeso. Ingat rumor Puanmendamprat Jokowi sewaktu Pileg 2014? Barangkali, sejak jauh-jauh hari, Puan sudah mengendus bahwa memberi hati Jokowi ibarat membesarkan anak harimau. Belakangan, prasangka ini terbukti. Semakin lama pengaruh Jokowi kian menguat di PDIP.
Pilihan mendukung Prananda terang yang paling rasional. Win win solution. Kecuali Jokowi relatif akrab dengan Prananda, pilihan ini lebih baik ketimbang membiarkan Puan menahkodai PDIP. Sebaliknya, kekuatiran Puan akan melorotnya dominasi trahSukarno di PDIP bisa dicegah. Konsekuensinya, Puan harus berbesar hati. Jika opsi ini yang dimainkan, otomatis pengaruh Puan akan mengendor. Dia harus rela membiarkan Prananda menjadi tokoh pemuncak.
Tetapi, bagi Puan,opsi keempat bukan tanpa risiko. Salah-salah, lambat-laun Puan dapat disingkirkan dari PDIP; sebagaimana yang berlaku di PKB pasca kepemimpinan Abdurahman Wahid. Pertanyaannya, apakah Puan siap?
pernah dimuat di politiktoday Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H