Mohon tunggu...
Rahmat Thayib
Rahmat Thayib Mohon Tunggu... Penulis - Sekadar bersikap, berharap tuna silap.

Sekadar bersikap, berharap tuna silap. Kumpulan tulisan saya: http://rahmathayib.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dimas Kanjeng dan Kaum 'Hitler' yang Menelikung Sila Kedua Pancasila

24 November 2016   17:42 Diperbarui: 24 November 2016   17:52 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas tampak remeh. Tetapi, tanpa sadar publik digiring pada kondisi mabuk informasi sampah. Saking hebatnya skenario dan amunisi mereka, sehingga publik yang acap memaki, mencercah, bahkan memfitnah itu kerap tidak sadar jika prilakunya sejatinya adalah sesuatu yang bar-bar.

Jika hal ini tidak dicegah, lambat laun akan terjadi pergeseran nilai di benak publik, bahwa bertindak bar-bar adalah sesuatu yang wajar. Indikatornya amat sederhana, karena yang lain turut melakukannya.

Menelikung Sila Kedua Pancasila

Pada titik ini, sadar atau tidak, para penganut Hitler tengah berupaya membunuh sila kedua Pancasila. Dalam buku Negara Paripurna, Yudi Latif menyebut kemanusiaan yang adil dan beradab harus dimaknai sebagai sila yang mengekspresikan nilai-nilai humanisme universal, yang mengatasi batas-batas negara dan bangsa. Lebih jauh lagi, Yudi menyebut bahwa di bawah bimbingan nilai-nilai etis Ketuhanan, semua dapat dipandang setara dan bersaudara, sehingga harus saling menghormati dan menghargai antar sesama.

Turunannya, seorang warga negara Indonesia yang mendaku diri sebagai pancasialis mustahil akan bertindak bar-bar, baik pikiran maupun tindakan. Bar-bar bertolak belakang dengan dasar Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Keduanya tidak bisa bersama, dan saling meniadakan. Mereka yang adil dan beradab, mustahil bertindak bar-bar.

Sehingga, sejatinya, para penganut filosofi Hitler ini dapat dinisbatkan kalangan yang hendak menelikung Pancasila. Mereka menjauhkan batin masyarakat Indonesia dari jiwa Pancasila. Merekalah kelompok yang harus kita perangi.

Betapapun acak-sengkarut, saya melihat ada gerakan untuk kian selektif pada serbuan informasi. Publik kian tegak, menolak digiring menuju benak seorang bar-bar. Tinggal kewaspadaan atas tindak-tanduk penganut Hitler tetap harus dijaga. Mereka, yang hendak mengoyak-moyak Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab harus terus diperangi, tanpa perlu menjadi bar-bar tentunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun