Mohon tunggu...
Rahmat Haqiqi
Rahmat Haqiqi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Penulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa Harus Berakhir Secepat Ini

6 Agustus 2024   22:51 Diperbarui: 6 Agustus 2024   23:03 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
OpenClipart-Vectors, edit pribadi

Sapi itu bernama Angeli, terlahir di keluarga pemiliknya yang juga taat beragama seperti keluarga kakek. Akan tetapi, keduanya memiliki kepercayaan yang berbeda. Pemilik Angeli memiliki keyakinan bahwa tidak boleh menyakiti dan mengkonsumsi apapun yang bernyawa, Ia tumbuh dikeluarga penyayang binatang. Hidup dikeluarga itu tentu mempengaruhi cara pandanganya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hak-hak asasi Binatang seperti momentum yang terjadi setiap Hari raya qurban. Hatinya menjadi sangat sedih ketika melihat jutaan saudara-saudaranya yang harus mati pada perayaan itu. ia tak habis fikir ada sebuah ibadah yang sampai harus mengorbankan jutaannya nyawa, tidakkah manusia itu memikirkan bahwa mereka yang diqurbankan itu juga memiliki perasaan. Lantas mengapa makhluk hidup seperti Angeli dan saudara-saudaranya masih ditindas?.

"Nah Baqri sekarang kamu tidak kesepian lagi, aku membawakanmu kawan. Tidakkah kamu senang?, dia betina loh?" Kata Kakek sambil menambatkan tali ke sebuah pohon didekat Bakri saat sedang menikmati rumput segar di padang rumput. Di ujung tali yang lain ada seekor sapi betina berwarna kuning keemasan yang dibicarakan kakek.

Baqri menoleh ke arah sapi betina itu sambil tetap mengunyah rumput yang masih memenuhi mulutnya. Keduanya saling bertatapan. Baqri yang sejak kecil sudah tinggal di kandang rumah kakek merasa canggung berhadapan dengan betina yang baru saja ia lihat. Baqri terpesona kepada sapi betina berbulu kuning keemasan yang berkilauan itu, tapi ini berbeda dengan yang ia rasakan ketika melihat fajar keemasan yang muncul dari balik gunung Semeru. jantungnya berdebar lebih kencang dan darahnya mengalir lebih deras daripada biasanya. Baqri tak tahu perasaan apa yang sedang ia rasakan... Yah.. manusia bilang perasaan itu adalah jatuh cinta pada pandangan pertama.     

"Aku tinggal dulu kalian disini ya". Kata kakek sambil mengelus-ngelus kepala sapi betina yang baru datang itu, "Aku mau melanjutkan pekerjaanku disawah". Lanjut kakek sambil berjalan ke sawah tak jauh dari tempat Baqri di gembalakan.

"Akku Baqqri. Bboleh aku tahu namamu?". Tanya Baqri dengan tampang gugupnya.

"Aku Angeli". Jawab Betina itu dengan singkat. Baqri semakin gugup. Hari ini masih pagi tapi rasanya sudah bikin gerah saja, dahi Bari mulai berkeringat.

Itu adalah awal perkenalan Baqri dengan Angeli. Baqri sangat pemalu sedangkan Angeli adalah betina yang memiliki gengsi cukup tinggi. Walaupun untuk hari-hari yang akan datang mereka akan tinggal disatu atap yang sama, keduanya masih jarang berbicara. Baqri hanya mengajak Angeli berbicara seperlunya saja seperti mengenalkan siapa keluarga yang memelihara mereka, kapan mereka akan keluar untuk makan di padang, atau sekedar memberi tahu kapan saja kakek akan memandikan mereka. Entah mengapa semenjak kedatangan Angeli di kandang Baqri, ia malah menjadi canggung di kandang sendiri. tapi iulah Baqri yang pemalu saat berbicara dengan betina yang baru ia kenal.

Waktu-demi waktu mereka lalui Bersama, Baqri masih tetap hemat berbicara. Tapi Ia menjadi lebih peka terhadap apa yang Angeli butuhkan. Saat makan di padang rumput, Baqri lah yang memberi tahu Angeli tentang jenis rumput apa saja yang rasanya lebih nikmat saat pagi hari, atau jenis rumput apa saja yang sebaiknya tidak Angeli makan. Sesekali saat di kandang ia memilihkan mana rumput gajah yang baik untuk kecantikan warna bulu Angeli.

"Sebaiknya kamu tidak memakan rumput ini". Kata Baqri sambil menyingkirkan sebatang rumput gajah yang akan Angeli makan dengan mulutnya.

"Kenapa tidak boleh" Tanya Angeli

"Rumput ini sudah mulai layu dan dari aromanya sepertinya rumput ini tidak tumbuh dengan alami, sepertinya rumput ini sudah diberi pupuk kimia biar cepat tumbuh" Kata Baqri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun