Bertempat di Agrowisata Damar Asri Desa Deles Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, acara Gunung Prau Coffee Day (GPCD) berlangsung semarak dan sukses. Acara yang mengusung tema Romantic Coffee Tunes dibanjiri pengunjung. Beragam komunitas, penikmat dan pencinta kopi serta penggiat alam seperti tak mau ketinggalan hadir di acara yang digelar setiap tahun itu. Di tahun ketiga pelaksanaannya GPCD kembali berhasil menyedot perhatian.Â
Bawang, salah satu kecamatan di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, Â memiliki kekayaan alam yang masih alami. Terletak di kaki Gunung Prau yang sebagian wilayahnya masuk Dataran Tinggi Dieng, Kecamatan Bawang dominan dengan pertanian sayur-sayuran. Berjarak 95 kilometer dari Semarang, hanya membutuhkan waktu tempuh 1.5 jam lewat jalan Tol Trans Jawa. Sarana jalan pedesaan yang sangat memadai semakin memudahkan akses menuju desa sejuk nan asri ini.Â
Selain kaya akan hasil pertanian dan perkebunan, Kabupaten Batang juga menghasilkan komoditas yang akhir-akhir ini sangat digandrungi kaum milenial, kopi. Rasa dan aromanya yang khas jauh lebih enak dibanding kopi-kopi lainnya yang beredar di pasaran. Sayangnya, hal itu belum ter-expose dan dikenal khalayak, khususnya penikmat dan pencinta kopi.Â
Hal itu menimbulkan keprihatinan pemuda lokal Kabupaten Batang khususnya yang berasal dari Kecamatan Bawang yang tergabung dalam  Gerakan Pemuda Peduli Potensi Bawang (GP3B). Dilandasi keprihatinan dan kepedulian akan kekayaan alam tanah kelahiran, GP3B berinisiatif menyelenggarakan GPCD ini.Â
Kehadiran Ibu Yuni diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi penggiat alam untuk tak menjadikan usia sebagai batasan melakukan pendakian. Bedah Buku Kilimanjaro, Menapak Atap Afrika ikut mengambil bagian berbagi mimpi dan inspirasi bagi segenap pencinta gunung.Â
Diharapkan agar acara tahun depan akan berlangsung lebih semarak. Dukungan berbagai komunitas yang sudah berpartisipasi tahun ini seperti Komunitas Batang Menyeduh, Bawang Motret dan berbagai komunitas lainnya dapat kembali berpartisipasi. Panitia yang tergabung dalam GP3B berharap pemkab Batang bisa ikut berpatisipasi mensukeskan acara ini menyongsong Visit Batang 2020.Â
Ajang positif yang mengasah keterampilan dan kreatifitas generasi muda memang sudah seharusnya mendapat perhatian serius pemerintah. Bukan hal mustahil jika suatu waktu, nama Kopi Batang bisa disejajarkan dengan kopi asal daerah lain yang sudah mendunia lebih dulu seperti Kopi Toraja dan Kopi Gayo.Â