Berawal dari foto yang aku posting di Facebook, salah seorang Kompasianer yang ada di dalam friend list mengirimkan whatsapp di tengah malam minggu kemarin. Isinya meminta aku menulis tentang interior kamar yang menurut pendapatnya kamar tidurku bertema etnik Indonesia. Bukan hanya itu, kehadiran sebuah papan panjat (wall) membuatnya terlihat unik. Awalnya aku agak bingung menulis tentang hal itu karena belum terbiasa menulis topik diluar tulisan mengenai traveling. Namun tak ada salahnya aku mencobanya sekalian berbagi cerita mengenai aktifitas yang aku lakukan saat sedang tidak ber-traveling.
Menata rumah atau kamar atau biasa pula di sebut Interior Design sebenarnya bukan keahlianku. Rumah atau kamar bagiku hanya merupakan sebuah tempat istirahat usai seharian beraktifitas di kantor. Bisa pula sebagai tempat ‘pulang’ usai melakukan sebuah perjalanan untuk mempersiapkan perjalanan berikutnya. Dengan dasar itulah maka rumah khususnya kamar tidur haruslah menjadi tempat yang senyaman mungkin karena memiliki peranan penting. Khususnya bagi tubuh untuk memulihkan kembali stamina.
Sebagai seorang yang gemar melakukan perjalanan, bagiku tempat tinggal ideal hanya memerlukan sebuah ruangan yang simpel. Rumah kecil berisikan perabot yang fungsional sudah lebih dari cukup. Hal itulah yang mendasari aku memilih tinggal di sebuah apartemen studio sederhana di bilangan Cibubur. Lokasinya tak jauh dari jalan tol Jagorawi.

Etnik, itulah style atau tema yang aku pilih untuk tempat tinggal. Hampir semua perabot yang ada terbuat dari kayu. Mulai dari tempat tidur yang hanya berupa kotak dengan laci di bagian bawah, meja panjang multifungsi sebagai rak TV dan meja tulis, nakas (meja kecil di samping tempat tidur), lemari,rak buku serta bingkai kaca lebar. Meskipun bahannya kayu, semuanya di buat se-simple mungkin. Penggunaan perabot dengan ukiran aku hindari karena selain terlihat sesak untuk ruangan kecil, juga agak ‘ribet’ membersihkannya.
Sebagai traveler, aku cukup banyak mengambil ide dari hotel-hotel yang biasa aku tempati menginap saat sedang traveling. Mulai dari hotel kelas backpacker atau melati hingga hotel berbintang. Tak jarang kamar hotel itu aku foto saat pertama kali check-in, sebelum aku buat berantakan dengan barang bawaan. Tujuannya agar aku bisa menjiplak penataan atau dekorasinya. Hotel-hotel di Jawa, mulai dari Bandung, Jogjakarta, Solo, Semarang hingga Surabaya adalah hotel-hotel favorit yang banyak aku ambil ide penataan interior maupun pernak-perniknya.

Nuansa Indonesia hadir pula lewat hamparan bed cover dan sprei bermotif batik. Bed cover adalah unsur utama dalam sebuah kamar tidur karena menjadi center point. Jogjakarta adalah tempat asal hampir semua bed cover yang aku miliki. Setiap kali mengunjungi Kota Gudeg itu, aku selalu menyempatkan diri mampir ke Pasar Beringharjo atau toko batik di depannya terlebih jika membawa kendaraan sendiri. Kalau menggunakan pesawat agak mikir karena bawanya agak ribet. Selain batik, bed cover bermotif mandala asal Nepal yang telah membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama juga kerap menghias kamarku. Â



Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI