“Kamu dari mana?”
“Indonesia!”
“Kamu hanya berdua?”
“Kami rombongan tapi terpisah karena bapak itu (sambil menunjuk Pak Dokter) tak bisa berjalan cepat”
“Kalian sudah terlewat. Kembali ke jalan itu (sambil menunjuk jalan di belakang ku) dan bertemu jalan ke kiri, kalian lewat situ. Ikuti jalan itu nanti akan terlihat pintu berwarna hijau, masuklah dari sana”
“Oh ok, terima kasih”
Begitulah sekelumit percakapan kami. Aku kembali menggandeng tangan Pak Dokter menuju jalan yang ditunjuk tentara tadi. Setelah berjalan sekitar 10 menit, kami tiba di pintu berwarna hijau yang dimaksud. Pintu yang hanya terbuka sedikit itu adalah akses masuk ke dalam kompleks Al-Haram Al Sharif. Tampaklah masjid As Sakhrah atau Dome of the Rock. Mesjid berkubah emas yang telah menjadi icon Kota Jerussalem dan Palestina. Mesjid indah itu membuatku merinding dan mengajak Pak Dokter berhenti sejenak. Ini pertama kali aku melihat masjid ini secara langsung yang terletak beberapa langkah di depanku. Selama ini aku hanya melihat foto dan gambarnya. Adzan subuh sudah berakhir sementara kami masih harus lanjut berjalan. Masjid Al-Aqsha masih berada di bagian bawah dan harus menuruni tangga yang cukup tinggi. Aku kembali menuntun tangan Pak Dokter melangkah menuruni anak tangga yang akhirnya membawa kami ke pelataran Masjid Al-Aqsha dan segera masuk untuk shalat subuh. Bagaimana rasanya melakukan shalat di dalam masjid yang sangat bersejarah bagi Umat Islam itu? Bagaimana pula rasanya melihat dan menyentuh batu yang pernah diinjak oleh Rasulullah Muhammad SAW di dalam Dome of the Rock? Aku akan ceritakan lain kali, lengkap dengan foto-foto eksklusif-nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H