Mohon tunggu...
Rahmat Hadi
Rahmat Hadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@rahmathadi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Hotel Majapahit Surabaya, Saksi Sejarah Kepahlawanan di Kota Pahlawan

10 November 2015   16:15 Diperbarui: 4 April 2017   17:24 2564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terbangun menjelang subuh, usai shalat subuh,  aku berjalan-jalan di sekitar area hotel. Beberapa ruangan yang memajang pernak-pernik jaman dulu aku masuki. Petugas hotel yang sudah mulai bertugas menyapaku yang aku balas dengan senyum penuh semangat pagi. Di beberapa sudut aku berhenti mengambil foto. Langkah kaki perlahan membawaku ke lantai 2 melalui sebuah tangga.. Perlahan aku melangkah ke bagian depan dimana terdapat sebuah ruangan yang tertutup. Sepertinya pintu itu adalah akses menuju ke president suite yang harga menginap per malamnya lumayan. Taman kecil terlihat mempercantik beberapa sudut bangunan di lantai 2 depan gedung berhias jam tua di bagian puncaknya.

Aku terhenyak saat menyaksikan sebuah benda yang terasa begitu sakral dan menggetarkan perasaan, Bendera Merah Putih! Benda bersejarah itulah yang menjadikan Kota Surabaya dan Hotel Yamato ini menjadi terkenal ke seantero jagad. Bagaimana ceritanya? Begini…

Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno per tanggal 1 September 1945 mengeluarkan maklumat bahwa bendera merah putih adalah bendera resmi negeri tercinta ini dan harus dikibarkan di seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia. Namun di tanggal 19 September 1945 tepatnya jam 9 malam, sekelompok tentara sekutu di bawah pimpinan  W.V.Ch. Ploegman mengibarkan bendera Belanda berwarna merah putih biru di tiang tertinggi Hotel Yamato, tepatnya di sisi sebelah utara. Keesokan harinya ribuan Rakyat Surabaya yang mengetahui hal itu beramai-ramai memadati Jalan Tunjungan dan berkumpul di depan hotel. Residen Kota Surabaya bernama Sudirman masuk ke dalam hotel setelah menembus barikade massa dikawal oleh Sidik dan Hariyono. Tujuannya tak lain adalah untuk meminta Ploegman menurunkan bendera merah putih biru dari puncak hotel. Permintaan itu ditolak Ploegman yang malah mengeluarkan pistol bermaksud mengancam dan menunjukkan kekuasaannya. Suasana perundingan berlangsung alot dan memanas karena Ploegman tetap bersikukuh untuk tidak menurunkan bendera Belanda. Sidik yang saat itu ikut berunding lalu terlibat perkelahian lalu mencekik Ploegman hingga tewas. Sidik sendiri tewas akibat berondongan peluru dari senjata tentara Belanda yang mendengar letusan pistol Ploegman dari luar ruang pertemuan. Sudirman dan Hariyono berlari keluar hotel bergabung bersama ribuan rakyat Surabaya yang sudah mengepung Hotel Yamato. Rakyat Surabaya yang mengetahui bahwa permintaan mereka ditolak malah semakin terbakar jiwa patriotismenya. Semangat pantang menyerah yang menjadi senjata andalan Arek Suroboyo kembali bergelora. Hariyono yang tadinya ikut perundingan kembali ke dalam hotel ditemani Kusno Wibowo, Mereka berdua menyusuri lorong-lorong yang ada di dalam hotel dan naik ke lantai 2.  Mereka lalu memanjat tangga menuju ke tiang dimana bendera Belanda berkibar. Dengan semangat dan jiwa patriotisme, mereka menurunkan bendera merah putih biru kemudian merobek warna birunya lalu kembali menaikkan bendera merah putih yang kembali berkibar dengan gagahnya. Teriakan “Merdeka” pun menggema di langit Kota Surabaya demi mengobarkan semangat nasionalisme dan patriotisme warga Kota Surabaya yang dengan penuh semangat membalas teriakan “merdeka!” (Sumber : Insiden Hotel Yamato, Wikipedia)

Langkah-langkah kaki Hariyono dan Kusno saat akan ke atas hotel untuk merobek bendera Belanda dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih itulah yang aku coba napak tilasi di Kota Pahlawan, Surabaya. Selamat Hari Pahlawan, negeriku tercinta.

 *) Sumber Gambar: Dok. Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun