Pernah nonton film india dimana para bintang-bintangnya berlari-larian di taman bunga warna-warni dengan latar belakang gunung berselimut kabut dan berpuncak salju putih? Atau mereka sedang ber-basah-basahan di sungai dengan latar belakang pohon-pohon tinggi? Jika iya, bisa jadi mereka syutingnya di sini, di Pahalgam. Ayo ikut aku menyusuri Pahalgam Kashmir saat Idul Fitri yang lalu.
Seusai  Shalat Ied di  lapangan TRC (Tourist Reception Center) di pusat kota Srinagar, aku di ajak oleh supir mobil rental untuk mampir ke rumahnya dan merasakan nikmatnya masakan khas Kashmir. Entah karena aku bukan penggemar kuliner atau karena  sedang 'homesick' makanan khas lebaran di kampungku, aku tidak terlalu semangat menerima ajakan itu dan ingin cepat-cepat berangkat ke Pahalgam namun tak baik menolak rejeki apalagi di hari lebaran.
Setelah menyantap makanan yang aku tidak mengerti nama dan rasanya, kami segera bergerak menuju Pahalgam yang terletak 96 km dari Srinagar. Jalanan sepi karena lebaran dan mobil pun dikebut karena hari sudah siang. Setelah lebih sejam berkendara, kami tiba di pertigaan Anantnagh dan mobil belok kiri ke arah Pahalgam. Sama seperti di Indonesia saat perayaan lebaran, di kiri kanan jalan menuju Pahalgam di dominasi oleh anak-anak kecil yang mengenakan baju baru warna warni. Kalo di Kashmir ini, warnanya lebih 'berteriak'.
Selain anak-anak, sepanjang jalan juga di penuhi para 'petugas' tentara India dengan seragam dan senjata yang lengkap. Bahkan ada yang berjejejr stand by di bukit-bukit, mirip sniper. Walaupun suasananya jadi sedikit 'mencekam' , namun kita harus maklum karena begitulah cara pemerintah India 'menjaga' wilayah Kashmir ini, dengan mengerahkan tentara bersenjata laras panjang di segala penjuru dan pelosok.
kira-kira 10 km sebelum Pahalgam, kami harus berhenti dan masuk ke sebuah tempat yang luas dengan bangunan kecil di tengah, SECURITY CHECK !! Kami semua harus turun dengan membawa seluruh barang bawaan dan memasukkannya ke dalam mesin X-Ray untuk diperiksa. Jika terdapat barang yang mencurigakan, maka Polisi India yang stand by akan membongkar dan memeriksa seluruh barang bawaan. Yah, persis seperti di airport tapi perlu di ingat ini di tempat wisata! Selesai pemeriksaan, kami kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan ke Pahalgam.
Tiba di Pahalgam, aku mendapati diriku terkagum-kagum dengan keindahan alam negeri ini. Jika Kashmir dalam bahasa sansekerta berarti surga dunia, mungkin di sinilah tempatnya. Betapa tidak, sejauh mata memandang, hanya keindahan yang terhampar di hadapan mata. Dikelilingi pegunungan yang beberapa puncak nya di selimuti salju putih, pohon-pohon tinggi, suara riak air sungai yang mengalir di sela bebatuan, dan ini dia...hamparan bunga warna-warni terhampar ibarat permadani. Takkan habis kata untuk melukiskan keindahan tempat ini. Aku teringat film India di jaman dulu berjudul Love Story yang di bintangi Kumar Gaurav yang sepertinya mereka syuting di tempat ini. "Nostalgianya udahan dulu, mari kita lanjut... "
Aku lalu berjalan menuju ke sebuah taman yang lumayan ramai di kunjungi orang yakni amusement park. di tempat ini banyak hamparan bunga-bunga berwarna warni serta wahana permainan. Namun aku tidak terlalu tertarik mencoba wahana-wahan itu karena di Indonesia juga banyak. Aku memilih keluar dan mencari kuda untuk aku tunggangi menuju beberapa tempat yang cukup tinggi. Walaupun aku senang melakukan trekking, namun karena keterbatasan waktu, aku memilih menggunakan kuda. Seorang penjaga kuda aku dekati dan mulailah melakukan sesuatu yang aku tak suka namun harus aku lakukan, tawar menawar. Dari harga IRS 1500 (300 Ribu Rupiah) yang di tawarkan, jadinya bisa mendapatkan harga IRS 500(100 ribu rupiah) untuk berkuda selama 2-3 jam dan mengunjungi 4 tempat yakni Pahalgam Valley, Kashmir Valley, Dabian dan Baisaran. Mulailah aku berkuda menyusuri jalan raya lalu berbelok kanan dan mulai mendaki bukit-bukit. Kuda yang aku tunggangi sepertinya sudah tahu jalur yang harus dia lalui jadi pemilik kuda dengan santainya melepaskan kudanya dan hanya 'memandunya' dari jauh dengan suitan atau teriakan. jadilah aku yang menjadi 'joki' kudanya harus berjuang seorang diri. Satu hal yang ingin aku sarankan jika suatu saat berkunjung ke tempat ini dan ingin mencoba naik kuda, bawalah benda tebal semisal handuk atau selimut untuk mengalas pelana kuda yang sangat keras. Kenapa? Â (Maaf) Pantat sakit dan lecet !!Hahahaha