Mohon tunggu...
Rahmat Hadi
Rahmat Hadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@rahmathadi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Selfie Pake Tongsis, Aku Jadi Tontonan di India Gate, Delhi

10 Agustus 2014   00:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:57 2084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selfie pake tongsis, aku menjadi tontonan pengunjung India Gate di India. Ada juga jagung bakar yang bisa dinikmati di depan gate, serta hampir berantem dengan saah seorang tukang foto jalanan... Kok bisa? Ikuti ceritanya...

Aku mengunjungi India Gate sebanyak 2 kali selama di India, pertama saat baru tiba dari Kashmir dan yang ke 2 saat aku tiba dari Agra. India Gate memang masuk dalam 'must visit' list ku karena aku sangat tertarik dengan arsitekturnya yang sangat mirip dengan Arch de triumph yang ada di Paris.

1407579411931075585
1407579411931075585

Sesaat setelah meletakkan barang-barangku di guest house kedutaan Indonesia, aku lalu meminta izin pak Giri, salah seorang staff kedutaan untuk sight seeing di Delhi dan akan mengunjungi India Gate lalu melanjutkan perjalanan ke Jama Mesjid dimana aku akan melaksanakan shalat maghrib. Pak Giri hanya mengingatkan agar hadir di acara open house di rumah salah satu staff kedutaan dan acara itu rencananya akan dihadiri oleh Bapak dan Ibu Dubes Indonesia. Tentu saja aku menyetujui karena selain ingin bersilaturrahmi dengan saudara-saudara Indonesia yang bermukim di India, aku juga sudah sangat rindu dengan masakan Indonesia, apalagi masakan lebaran.

14075794842113033459
14075794842113033459

Dengan mengendarai auto rickshaw, aku meninggalkan kedutaan di Kautilya Marg menuju India Gate yang letaknya tidak terlalu jauh, bayar auto rickshaw hanya sekitar IRS 70 atau 14 ribu rupiah. Deket kan? Setiba di India Gate, aku terpana melihat lautan manusia yang sudah berkumpul di sana. Sebelum turun dari rickshaw, aku sempat bertanya ke sang supir ada apa gerangan? Ternyata tak ada apa-apa, memang hampir tiap hari seperti ini apalagi masih suasana hari raya Idul Fitri. Aku lalu menyeberang jalan dan ikut berbaur dengan lautan masyarakat India. Uniknya, walaupun bangunan ini merupakan Icon atau landmark kota Delhi, tak ada pungutan bayaran sama sekali buat seluruh pengunjung baik lokal maupun turis, jadi aku bisa masuk dengan melenggang tanpa perlu antri tiket.

14075795381542083684
14075795381542083684

Aku lalu mengambil foto bangunan legendaris itu dan karena banyaknya mahluk hidup bernama manusia, aku jadi agak kesulitan untuk mengambil foto dengan angle terbaik. Sudahlah, ambil saja apa yang ada dan jika memang perlu, aku bisa balik lagi. Saat ini nikmati saja pemandangan dengan kondisi 'full house' seperti ini.

14075796301395007023
14075796301395007023

Setelah mengambil beberapa gambar, aku berjalan keluar lokasi dimana ada sebuah kolam yang juga dipenuhi orang. bahkan banyak orang yang mandi di air kolam yang berwarna..hijau! Aku tak mengambil gambar karena ada beberapa di antara mereka yang mandi dengan busana 'seadanya'. kuatir jika akan jadi masalah. Aku lebih tertarik mendekati seorang pedagang yang dagangannya cukup familiar bagiku...Jagung Bakar!! Dengan IRS 10 atau sekitar 2000 Rupiah, aku turut menikmati jagung bakar yang ada di depan India Gate. Karena hari menjelang maghrib, aku segera menyetop rickshaw untuk menuju ke Jama Mesjid yang terletak berseberangan dengan red fort untuk melaksanakan shalat maghrib..Liputannya di artikel lain yaaa...

Kedatanganku yang ke 2 di India Gate saat aku baru tiba dari Agra. Aku masih penasaran dan ingin mengambil gambar India gate saat sepi. Dari Stasiun kereta Nizamuddin, aku menggunakan rickshaw dengan biaya IRS 500 atau 10 ribu rupiah. Setiba di sana, aku bersyukur karena pengunjung tidak seramai saat pertama aku kemari. Aku lalu mengeluarka kamera dan mengambil gambar beberapa sudut Gate. Cuaca sangat terik karena jam menunjukkan pukul 2 siang. Aku lalu mengeluarkan tongsis dari dalam tas, dan mulai beraksi dengan gaya selfie. Aku merasa beberapa orang memperhatikanku dan  ternyata benar. Hampir semua orang yang berada tidak jauh dari tempatku berdiri menatapku bahkan ada yang melempar senyum saat ku tatap. Aku pura-pura cuek... "Nggak kenal juga" begitu pikirku. Saat masih asyik ber selfie ria, beberapa orang pemuda India menghampiriku dan bertanya, benda apa itu? aku lalu menjelaskan soal tongsis ini ke mereka dan mereka hanya jawab..."Very good stuff" Aku lalu mempraktekkan cara kerjanya sambil mengajak mereka foto bareng.

140757968572840368
140757968572840368

Selesai ber narsis ria, aku ingin beranjak pulang kembali ke kedutaan, tapi aku masih belum puas karena aku belum punya foto dengan background India Gate dengan sempurna. Akhirnya aku meminta bantuan salah seorang pengunjung yang juga sedang asyik mengambil foto teman-temannya. Aku lalu bergaya sambil tersenyum dan setelah selesai di foto dan berucap terima kasih,  aku melihat hasilnya di kamera, "Oh nooo!!"

14075797531085641997
14075797531085641997

Aku lalu berjalan keluar ke arah jalan raya saat tiba-tiba aku ditawarin oleh pemuda yang membawa kamera SLR seperti punyaku yang menawarkan untuk dia mengambil foto menggunakan kameraku dengan imbalan IRS 10 atau 2000 rupiah per 1 kali jepret. Tampaknya dia adalah tukang foto jalanan. Aku pikir..so so lah... sesaat setelah dia memegang kameraku, dia dengan sigapnya menjepret aku beberapa kali dengan alasan berbeda gaya.. walaupun aku sudah mencegahnya mengingat pastinya dia akan menagihku dengan lebih mahal. Benar adanya, dia baru berhenti menjepret setelah aku bentak dengan keras. Dia lalu meminta bayaran IRS 100 dengan alasan telah menjepretku 10 kali. Aku dengan marahnya melakukan review foto dan menunjukkan jika dia menjepretku hanya 6 kali dan aku hanya akan memberikan uang IRS 50, itupun sudah kebanyakan karena aku sudah berteriak untuk menghentikannya namun dia tetap saja menjepret. Dia ngeyel dan tetap minta IRS 60, dan aku tidak mau berdebat atau bermasalah hanya karena uang 10 rupees atau 2000 perak. Aku lalu merogoh kantong dan mencari selembar 10 rupees dan kuberikan pada dia sambil nyeletuk dengan Bahasa Indonesia, "Nih..ambil!!" Dia melongo karena tidak mengerti dan aku pun ngeloyor pergi mencari rickshaw.

14075797941265287438
14075797941265287438

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun