Setelah melewati pasar yang dipadati oleh pedagang cinderamata serta beberapa pedagang makanan, aku mulai menapaki anak tangga yang terkadang terhalang oleh beberapa orang yang sedang mengelap anak tangga dan dengan suara setengah lirih “Please, cleaning donation”.
[caption id="attachment_346106" align="aligncenter" width="640" caption="(Photo by RH) Patung-patung di Dalam Monastery Taung Kalat"]
Setelah menapaki anak tangga yang konon jumlahnya 777, aku tiba di atas puncak bukit batu tepatnya di dalam monastery Taung Kalat. Sebelum memasuki pintu utama kuil, banyak terdapat patung-patung yang sepertinya berupa diorama yang sejujurnya aku tak paham artinya. Yang aku lihat di baju dan di depan mereka bertebaran lembaran uang kertas yang bukan saja dari mata uang Myanmar, juga terdapat beberapa mata uang asing termasuk dollar US, ringgit Malaysia dan beberapa mata uang lainnya. Bahkan di beberapa tempat, uang-uang kertas itu di tempelkan atau di selipkan di baju yang patung itu kenakan. Dari atas puncak bukit, aku bisa melihat puncak mount Popa serta lingkungan sekelilingnya. Udara dari atas bukit sangat dingin ditambah lagi dengan angina yan bertiup cukup kencang. Aku berkeliling monastery sambil mengambil beberapa foto. Aku tak betah berlama-lama di atas karena sebenarnya tempat itu adalah tempat ibadah dan banyak masyarakat local yang datang untuk beribadah. Aku segera turun kembali dan tentunya tetap harus melewati anak tangga yang berjumlah ratusan itu.
[caption id="attachment_346107" align="aligncenter" width="640" caption="(Photo by RH) Puncak Gunung Popa dilihat dari Puncak Monastery"]
[caption id="attachment_346108" align="aligncenter" width="640" caption="(Photo by RH) Puncak Gunung Popa dilihat dari Puncak Monastery"]
Setiba di bawah, kami yang sudah diwanti-wanti driver untuk berkumpul pukul 1 siang sementara saat itu baru menunjukkan pukul 12 siang. Aku menggunakan waktu tersisa untuk berkeliling area pasar dan berjalan agak menjauh dan menanjak untuk mengambil foto monastery dari kejauhan. Setelah berjalan beberapa saat, aku menemukan sebuah hal unik. Ternyata beberapa masyarakat sekitar menggunakan monastery Taung Kalat sebagai background foto dan diberi bunga beraneka warna. Cukup banyak masyarakat lokal yang datang ke sana untuk berfoto. Jadi bentuknya seperti studio alam. Pemilik salah satu studio tak keberatan aku mengambil gambar dengan menggunakan property mereka untuk aku foto.
[caption id="attachment_346109" align="aligncenter" width="427" caption="(Photo by RH) Seorang Monk berfoto dengan latar Monastery"]
Tepat pukul 1 siang, semua sudah berkumpul dan kami kembali ke Bagan dan sebelumnya mampir di sebuah view point untuk mengambil foto Monastery Taung Kalat dari kejauhan. Sebuah pengalaman menarik telah melihat sebuah tempat ibadah yang cukup unik dan terletak di sebuah puncak gunung batu di salah satu sudut negeri ini, Myanmar.
[caption id="attachment_346110" align="aligncenter" width="640" caption="(Photo by RH) Taung Kalat Monastery di Mount Popa"]