Wahai Yangon,
Di sini aku berdiri dengan pasrah
Berkaca pada langitmu dan menangis penuh amarah
Menerawang cakrawala senja berbalut merah darah
Membentangkan harapan hingga ke titik ujung khatulistiwa antah berantah
Wahai Yangon,
Sampaikan pada bayu yang berhembus mendayu
Di antara suara serak burung gagakmu
Di sela-sela mega berarak melaju
Ada satu hati yang sedang tersentuh halus aroma rindu
Wahai Yangon,
Ramahlah pada insan merindu sepertiku
Rindu akan kasih berbalut nestapa tanpa haru
Di antara selaksa rasa yang membatu dan merindu
Wahai Yangon,
Terbangkan aku diantara kepak sayap merpatimu
Akan kujemput penyejuk sukmaku
Yang akan kubasuh dengan sejuk air mataku
Kan kudekap dia dalam sayap-sayap kerinduanku
Tak akan, tak akan ku lepaskan dia lagi dari sisi hatiku
Yangon, January 20th 2015, 18.11
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H