Mohon tunggu...
RAHMAT GUNAWIJAYA
RAHMAT GUNAWIJAYA Mohon Tunggu... Administrasi - PENULIS Sejarah

Penulis sejarah yang pernah kerja di perbankan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Pakar Sejarah Kehilangan Anggota Keluarganya karena Listrik

18 Agustus 2019   21:34 Diperbarui: 18 Agustus 2019   22:07 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita bisa mengenal informasi dan pengetahuan berkat catatan sejarah yang ditulis dan didokumentasikan oleh para sejarawan untuk dijadikan bahan pembelajaran dan evaluasi, ada idiom yang mengatakan bahwa sejarah ditulis oleh Sang Pemenang sebagai ajang pembenaran. 

Tetapi bagaimana jika pelaku sejarah mengalami kejadian dramatis yakni kehilangan anggota keluarga akibat matinya listrik PLN dalam beberapa jam pada Bulan Agustus 2019.

Hal ini dialami sejarawan JJ Rizal yang mengalami musibah kehilangan anggota keluarganya saat mati listrik yang diungkapkannya saat acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di sebuah statiun televisi  yang membahas matinya Listrik PLN di Jakarta yang penulis kutip berdasarkan cerita JJ Rizal sebagai berikut :

Bagi beberapa orang hewan peliharaan atau binatang peliharaan itu anggota keluarga, tidak bisa disembarangkan. Saya punya dua kolam isinya 43 ikan koi saya pelihara selama 6 tahun, dari panjangnya 16 cm sampai 25 cm  menjadi 50 sampai 60 cm. 

Ikan Koi saya bukan Ikan Koi impor dari Jepang yang grade A yang mahal harganya yang puluhan juta , Ikan Koi saya Ikan Koi Kampung petani petani Koi yang mengkombinasikan antara ikan mas dari Sukabumi, dari Ciseeng dari Parung dengan Ikan Koi dari Jepang. Saya bukan pengkontes saya penghobi Koi, dan Buat beberapa orang Koi itu cantik dan tidak cantik itu bukan dari Jepang atau dari mana? 

Tapi Bagaimana ikatan kita dengan Ikan Koi itu. Ikatan saya sudah panjang dan lama dan saya merasa sudah bagian dari ekosistem rumah saya keluarga saya. Malam itu listrik yang mati selama hampir 18 jam di rumah saya, jadi kalo mulainya padam hampir tengah hari listrik menyala kembali itu jam 5 pagi esoknya lepas beduk subuh.

Koi saya itu, ketika listriknya padam baru saja selesai saya kasi pakan. Biasanya Koi setelah dikasi pakan memerlukan oksigen yang lebih banyak.  Karena itu begitu listriknya mati saya keluarkan aerator saya yang bisa bertahan menyimpan daya 6 jam.  

Saya pikir ndak mungkinlaah setelah pengalaman yang lalu lalu, listrik  mati  akan mati lagi  seharian. Paling berapa jam lah...  Ternyata saya salah habis beduk magrib aeratornya selesai dayanya habis, listriknya masih padam gelembung udara udah tidak diproduksi lagi  sama  aerator. 

Dan Koi Koi yang besar sudah mengambang mati dia..  Koi Koi yang lain sudah berpencar berusaha tetap hidup dan saya pakai cara yang kedua , saya ambil ember dan galon kemudian saya bolongi seperti pancuran wudhu agar bisa jadi penambah oksigen diarahin ke kolam dengan mengisi melalui tangki air rumah, tapi tangki air sebesar-besarnya mampu mensuplai berapa banyak air  ? dalam satu jam tangki air sudah habis semua...

Akhirnya saya pergi keluar karena tidak tega menengoknya... melihat peristiwa sakaratul mautnya keluarga saya. Dan saya kembali lagi  tengah malam karena saya bayangkan listrik  tengah malam akan menyala tapi belum menyala.  

Jadi saya mulai ambil emergency lamp, saya cari cangkul dan saya mulai gali kubur buat 43 koi saya dibawah cahaya temaram lampu emergency lamp. Tak terasa air mata berleleran karena ikatan , ikatan bagaimana ikan tumbuh dari kecil menjadi besar terekam dalam memori setiap cangkul yang digali untuk mengkubur ikan koi yang sudah jadi bagian anggota keluarganya saat mengubur ikan koi jam setengah 2 pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun