Mohon tunggu...
Rahmat Salfa Saputra
Rahmat Salfa Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya anak pertama kelahiran 2003 saya suka main bola dan suka nonton anime

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tragedi Kanjuruhan, yang Menyebabkan Banyak Kerugian Warga Setempat

7 Juli 2024   16:10 Diperbarui: 10 Juli 2024   18:42 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tragedi Kanjuruhan pada tahun 1997 di Indonesia tidak hanya meninggalkan luka yang mendalam dalam ingatan kolektif masyarakat, tetapi juga menyoroti aspek penting terkait dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Peristiwa tersebut tidak sekadar tragedi akibat kecelakaan di sebuah acara musik, melainkan menggambarkan bagaimana pengabaian terhadap keselamatan dan hak-hak individu dapat berujung pada konsekuensi yang mengerikan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi kronologi peristiwa, dampaknya terhadap HAM, serta pembelajaran yang dapat diambil untuk memperkuat perlindungan HAM dalam acara publik di masa depan.

Kronologi Peristiwa

Pada tanggal 12 April 1997, Stadion Kanjuruhan di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menjadi saksi tragedi yang tragis. Stadion yang semula dirancang untuk menampung ribuan penonton dalam sebuah konser rock menjadi saksi kekacauan ketika ribuan penggemar musik berdesakan masuk melalui pintu-pintu stadion yang terbatas. Desakan semakin memburuk ketika konser dimulai, menciptakan kerumunan yang tidak terkendali di sekitar pintu-pintu masuk dan area lainnya.

Situasi menjadi semakin kritis ketika beberapa pintu keluar ternyata tidak memadai untuk menangani jumlah orang yang mencoba keluar dari stadion. Akibatnya, terjadi penindasan massal dan kepanikan di antara penonton yang berusaha menyelamatkan diri. Para korban terjatuh dan tertindih di tengah kerumunan, menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya terluka.

Implikasi terhadap Hak Asasi Manusia

Tragedi Kanjuruhan secara langsung menggambarkan pelanggaran terhadap beberapa prinsip Hak Asasi Manusia yang mendasar. Pertama, hak atas kehidupan dan keamanan tidak terjamin dengan baik dalam peristiwa tersebut. Kehadiran yang berlebihan, kurangnya pengaturan keamanan yang memadai, dan penanganan yang buruk terhadap kerumunan massa mengarah pada korban jiwa yang tidak perlu.

Kedua, hak atas kebebasan dari perlakuan yang tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia juga terancam dalam kondisi seperti ini. Ketidakmampuan untuk memberikan perlindungan yang memadai bagi para penonton dan penanganan yang tidak terorganisir dari pihak keamanan dapat dilihat sebagai bentuk pengabaian terhadap kewajiban negara untuk melindungi warganya.

Tanggapan Pemerintah dan Masyarakat

Setelah tragedi tersebut, pemerintah Indonesia menghadapi tekanan besar untuk bertindak secara tegas dan memastikan kejadian serupa tidak terulang. Langkah-langkah yang diambil termasuk penyelidikan mendalam untuk menetapkan tanggung jawab, peningkatan regulasi dan pengawasan terhadap acara publik, serta perbaikan infrastruktur keamanan di tempat-tempat seperti stadion dan arena publik lainnya.

Masyarakat juga bereaksi dengan keras terhadap tragedi ini, menuntut keadilan bagi para korban dan perubahan substansial dalam pengaturan acara publik. Keluarga korban yang kehilangan orang-orang tercinta meminta pertanggungjawaban dari penyelenggara acara dan otoritas terkait, serta mendesak agar langkah-langkah preventif diambil untuk melindungi masyarakat dari risiko serupa di masa depan.

Pembelajaran dan Langkah-Langkah untuk Masa Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun