Eksplorasi  Kisah Sukses Usaha Peternakan Rojo Koyo Mandiri dan Usaha Keripik Labu Siam di Desa Duwet Krajan
Desa Duwet Krajan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang merupakan sebuah desa yang damai dengan pesona alamnya yang memukau. Desa ini juga menjadi tempat mengabdi bagi kami dalam kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2024. Disamping keindahan alam yang ditawarkan oleh desa ini, kami menemukan dua UMKM yang menjadi salah satu penyokong roda perekonomian desa Duwet Krajan, diantaranya adalah Peternakan Kambing "Rojo Koyo Mandiri" dan produsen Kripik Labu Siam "Q Taa". Kedua usaha ini menggambarkan potensi luar biasa UMKM di Desa Duwet Krajan.
Peternakan Kambing "Rojo Koyo Mandiri"
Bertemu dengan Bapak Budi Asyari, salah satu pemilik dari peternakan Rojo Koyo Mandiri sekaligus ketua kelompok peternakan "Kharisma" di desa Duwet Krajan. Kunjungan ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi kami. Peternakan ini bukan hanya bisnis, tapi juga semangat kolektif dari 24 anggota kelompok, yang dipimpin oleh 7 pengurus inti. Kandang yang terletak di  Dusun Tosari, Desa Duwet Krajan menjadi lokasi fokus produksi peternakan kambing yang dapat menampung hingga 400 ekor kambing ternak.
Kandang peternakan Rojo Koyo Mandiri menampung beberapa jenis kambing, termasuk Budi Daya, Etawa, dan Kambing Potong. Selain itu terdapat pula beberapa jenis domba yang juga dikembangbiakkan di peternakan ini. Awal mula didirikannya peternakan ini adalah keputusan beralih dari usaha perkebunan apel ke peternakan kambing pada tahun 2019, terutama karena alasan ekonomi, membuktikan bahwa peternakan dapat menjadi alternatif yang menguntungkan. Modal awal merintis peternakan berasal dari uang pribadi dan semangat profit telah membawa peternakan Rojo Koyo Mandiri menjadi peternakan yang produktif dan berdaya saing tinggi, bahkan hingga menyabet juara di kancah provinsi sebagai peternakan dengan manajemen agribisnis terbaik pada tahun 2022.
Pentingnya pemeliharaan kambing sejak kecil diakui oleh Bapak Budi Asyari. Kambing ditempatkan pada kandang yang bersih, sirkulasi aerasi yang baik, dan terpisah dari kotorannya sehingga kesehatan dan produktifitas kambing ternak tetap terjaga. Proses pengembangbiakan hingga perbaikan gen melalui bioteknologi menunjukkan inovasi yang diadopsi peternakan ini. Tidak seperti peternakan tradisional yang hanya memberikan pakan rumput pada hewan ternak ruminansia, peternakan Rojo Koyo Mandiri memberikan pakan fermentasi yang selain memanfaatkan rumput, tapi juga memanfaatkan berbagai bahan organik lain seperti limbah sayuran, biji-bijian, dan buah-buahan yang bernutrisi tinggi yang membuat hewan ternak Rojo Koyo Mandiri sehat dan berkualitas.
Keripik Labu Siam Q Taa: Inovasi dalam Olahan Makanan
Selanjutnya, kami mengunjungi "Keripik Labu Siam Q Taa", milik Ibu Maslukah. Produksi keripik labu siamnya memadukan kearifan lokal dengan sentuhan inovatif. Bahan baku labu siam diperoleh dari petani lokal, membangun hubungan yang sehat dengan komunitas sekitar.
Keripik Q Taa tidak hanya sekedar bisnis, tetapi juga menjadi platform pemberdayaan perempuan. Para ibu rumah tangga dilibatkan secara aktif dalam proses produksi, memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi dalam dunia bisnis. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan keluarga, tetapi juga menciptakan dampak positif di tingkat sosial dengan meningkatkan peran perempuan dalam ekonomi lokal.
Sebelum memulai usaha ini, Ibu Maslukah telah melakukan uji coba berulang kali untuk menciptakan racikan keripik yang tepat. Keputusannya untuk menggunakan labu siam sebagai bahan utama juga didasarkan pada keinginannya untuk membantu petani lokal yang memiliki banyak pasokan labu siam. Dengan begitu, Keripik Q Taa bukan hanya bisnis, tetapi juga merupakan mitra yang berkontribusi pada pengembangan ekonomi petani di sekitar.