Mohon tunggu...
Rahmat Fajar Prakoso
Rahmat Fajar Prakoso Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang guru sekolah dasar.

Saya memiliki hobi olahraga dan makan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi - Pembelajaran Sosial dan Emosional

8 Juli 2024   00:16 Diperbarui: 26 Juli 2024   20:47 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi

Pertanyaan pemantik 1

Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?

Setelah mempelajari Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) saya mengalami peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran. Saya lebih paham mengenai konsep dan implementasi 5 Keterampilan Sosial dan Emosional (KSE). Lima KSE yang dimaksud adalah Kesadaran diri, Manajemen diri, Kesadaran sosial, Keterampilan berelasi, dan Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Pembelajaran yang selama ini biasanya berfokus pada aspek penyampaian materi saja, kini harus mempertimbangkan aspek sosial emosional murid. Hal tersebut penting karena bisa murid mampu menerima materi secara maksimal jika kondisi sosial emosionalnya baik. Oleh sebab itu dengan adanya PSE ini guru bisa mengintegrasikan 5 KSE ke dalam pembelajaran yang diatur secara terencana.

Pertanyaan pemantik 2

Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul sebelumnya?

Setiap materi di dalam modul Pendidikan Guru Penggerak pasti memiliki keterkaitan, berikut ini penjelasan keterkaitan antarmodul yang sudah dipelajari:

  • Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan modul 1.1 tentang Filosofi Pemikiran KHD memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Salah satu konsep pemikiran KHD yakni “menghamba pada anak”, artinya seorang guru selalu memberikan segalanya yang berkaitan dengan kebutuhan murid dalam belajar. Bukan dalam konotasi negatif, namun lebih pada konteks kebutuhan belajar. Lalu, PSE ini merupakan bentuk dari layanan guru kepada murid dalam memahami kondisi sosial emosional murid sehingga tujuannya pembelajaran yang dilakukan bisa berjalan dengan nyaman, aman, dan tentunya berpihak kepada murid.
  • Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak juga sangat berkaitan erat. Nilai dan peran guru penggerak merupakan modal bagi seorang GP dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Melalui pemahaman yang baik mengenai nilai dan peran guru penggerak, seorang guru bisa lebih mantap di dalam mengimplementasikan PSE di dalam kelas yang dipimpinnya. Setelah pengimplementasian yang dilakukan secara konsisten tentunya akan terbentuk nilai yang sesuai dengan nilai-nilai yang telah dipelajari.
  • Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan modul 1.3 tentang Visi Guru penggerak memiliki hubungan yang sangat erat. Visi merupakan tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang. Visi guru penggerak adalah menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, memberdayakan siswa, dan merangsang perkembangan potensi siswa. Untuk bisa mewujudkan visi tersebut perlu adanya pendekatan yang sesuai dan mengarahkan kepada visi yang akan dicapai. Melalui PSE ini, pembelajaran yang dilakukan bisa membentuk lingkungan yang positif serta membuat murid merasa aman nyaman di dalam belajar. Jika lingkungan tersebut sudah bisa terwujud maka, pembelajaran lebih bisa mengarah kepada visi yang sudah ditetapkan.
  • Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan modul 1.4 tentang Budaya Positif merupakan hal yang saling mendukung. PSE yang diintegrasikan di dalam pembelajaran menjadi salah satu jalan menuju terbentuknya budaya positif di sekolah. Implementasi PSE bisa melalui pembelajaran eksplisit, pengintegrasian ke dalam proses pembelajaran, dan membentuk lingkungan kelas yang kondusif. Semua implementasi tersebut bisa menjadi jalan bagi terciptanya budaya positif di kelas atau bahkan sekolah.
  • Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan modul 2.1 tentang Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid sangatlah berkaitan. Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid diwujudkan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi perlu adanya pemetaan untuk mengakomodir karakteristik murid, salah satu hal yang menjadi aspek yang dipertimbangkan dalam pemetaan adalah kondisi sosial dan emosional murid. Dengan demikian, konsep PSE dan pembelajaran berdiferensiasi merupakan konsep yang selaras dan sangat bisa digabungkan dalam implementasi pembelajaran yang tujuannya memberi penguatan terhadap pembelajaran yang berpihak pada murid.

Pengalaman dan pemahaman saya hingga tahap ini, saya tuangkan dalam penyataan berikut.

Sebelum memahami modul ini, saya meyakini bahwa dengan menguasai kelas berupa membuat kelas hening saat pembelajaran bisa membuat murid mencapai kesadaran penuh dalam belajar sehingga materi yang diajarkan akan mudah diterima murid.

Setelah mempelajari modul ini, kesadaran penuh (mindfulness) merupakan hal yang bisa dipelajari dan dibentuk melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan di dalam kelas.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being),  3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:

  • Kesadaran diri dan manajemen diri dalam mengontrol emosi dan stres secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan.
  • Kesadaran sosial dan keterampilan berelasi untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda serta menjalin hubungan sehat dan suportif.
  • Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab untuk untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.

Berkaitan dengan ketiga hal tersebut, perubahan yang akan saya terapkan di  kelas dan sekolah:

  • Bagi murid-murid
    1. Pengajaran eksplisit, yakni melakukan pengajaran eksplisit dengan cara memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan berefleksi tentang  kompetensi sosial dan emosional  dengan cara yang sesuai  dan terbuka dengan keragaman budaya.
    2. Pembelajaran akademik yang terintegrasi dengan KSE, yakni dengan memadukan pembelajaran akademik yang di dalamnya secara tidak langsung bisa membentuk pemahaman murid untuk bisa secara sadar melaksanakan KSE.
    3. Menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah yang selaras dengan KSE, yakni dengan mengajak murid dan semua warga kelas untuk membiasakan interaksi yang positif dan membuat peraturan sekolah yang bisa mendukung adanya PSE di sekolah.
  • Bagi rekan sejawat:
    1. Menjadi teladan, dengan cara selalu mengimplementasikan KSE dalam keseharian baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat, menumbuhkan rasa peduli, saling berinteraksi positif, dan saling menghargai.
    2. Belajar, dengan cara melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat, saling berbagi mengenai segala hal yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran, melakukan kegiatan berbagi praktik baik.
    3. Berkolaborasi, dengan cara menghidupkan komunitas belajar, melaksanakan 5 KSE di dalam interaksi dengan rekan sejawat, melakukan mentoring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun