Mohon tunggu...
Rahmat Fajar Prakoso
Rahmat Fajar Prakoso Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang guru sekolah dasar.

Saya memiliki hobi olahraga dan makan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Koneksi antar Materi - Visi Guru Penggerak

14 Mei 2024   23:37 Diperbarui: 14 Mei 2024   23:43 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan pemantik 1

Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) di sekolah Bapak/Ibu?

Modul 1.3 ini merupakan lanjutan dari modul-modul sebelumnya. Adanya Alur Belajar MERDEKA dalam pembelajaran LMS ini membuat saya lebih paham akan adanya keterkaitan dari setiap modul yang dipelajari. Secara sederhana, keterkaitan antar materi tersebut dapat digambarkan melalui bagan berikut ini:

dokpri
dokpri

Filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) merupakan dasar yang harus dimiliki seorang guru penggerak untuk bisa melakukan perubahan arah pendidikan di Indonesia. Pemikiran KHD inilah yang sangat tepat untuk bisa diterapkan dan disebarkan agar pendidikan di Indonesia mencapai tujuan yang telah ditentukan. 

Menurut KHD, pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya. Untuk bisa mencapai tujuan pendidikan tersebut, dibutuhkan visi yang disesuaikan dengan keadaan dan potensi yang ada di lingkungan sekitar. Visi yang ditentukan harus sejalan dengan pemikiran KHD.

Setelah visi ditentukan, maka perlu adanya aksi yang dilakukan untuk bisa mencapai visi tersebut. Nilai dan peran guru penggerak merupakan pegangan seorang guru penggerak agar aksi yang dilakukan terukur dan selalu di dalam satu rel visi yang sesuai pemikiran KHD. Nilai guru penggerak yang utama menurut saya adalah keberpihakan pada murid. 

Jika seorang guru penggerak melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid, maka paling tidak guru tersebut sudah berpegang pada pemikiran KHD yakni menuntun segala kodrat yang ada pada anak. Selanjutnya, nilai-nilai guru penggerak yang lain bisa terakomodir secara otomatis. 

Kita ketahui bersama bahwa nilai-nilai guru penggerak tidak bisa berdiri sendiri, antarnilai guru penggerak saling berkaitan. Oleh sebab itu, dengan keberpihakan guru kepada murid bisa memupuk dan mengembangkan nilai-nilai lain seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. 

Peran guru penggerak sifatnya melengkapi nilai guru penggerak, artinya jika seorang CGP sudah menjadi guru penggerak wajib hukumnya berperan dalam menggerakkan komunitas, paling tidak komunitas paling kecil di sekolah. Peran guru penggerak yang dimaksud adalah menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan pada murid, dan menggerakkan komunitas praktisi. Tujuannya agar terjadi perubahan ke arah yang lebih baik sesuai visi dan tujuan pendidikan.

Selanjutnya dalam mewujudkan visi, perlu adanya pendekatan agar visi tersebut bisa terwujud. Salah satu pendekatan sebagai usaha perwujudan visi, bisa menggunakan Inkuiri Apresiatif (IA). Inkuiri apresiatif adalah manajemen perubahan yang kolaboratif yang memanfaatkan kekuatan yang dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik yang ada di sekolah, kemudian mencari cara agar hal baik tersebut dapat dipertahankan dan memunculkan strategi perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Implementasi IA terdiri atas 5 tahapan yang dirangkum dalam sebuah akronim BAGJA yang meliputi:

  • B = Buat pertanyaan. Langkah ini digunakan sebagai penentu arah penelurusan terkait perubahan yang kita inginkan.
  • A = Ambil pelajaran. Langkah ini dapat dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan menuntun mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur yang berbeda maupun sama.
  • G = Gali mimpi. Pada tahapan ini komunitas sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Siswa) akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi,
  • J = Jabarkan rencana. Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan. Ketika perencanaan awal kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan rencana agar lebih konkret.
  • A = Atur eksekusi. Tahapan ini membantu transformasi rencana menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu memutuskan peran dan  kesepakatan-kesepakatan pelaksanaan.

Pendekatan IA ini muaranya adalah mewujudkan peserta didik yang berkarakter profil pelajar pancasila. Jadi bisa disimpulkan bahwa pemikiran KHD dijadikan landasan bergerak, lalu adanya nilai dan peran guru penggerak dijadikan pedoman untuk bergerak, dan perwujudan gerakan perubahan bisa menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan melihat potensi yang ada dan mengembangkan agar lebih baik lagi. Lalu tujuan dari perubahan tersebut adalah peserta didik memiliki karakter profil pelajar pancasila.

Di kelas 3 yang saya ampu, semua peserta didik sudah mampu membaca bacaan dengan baik. Sebagian besar peserta didik lancar dalam membaca bacaan pada buku pelajaran maupun  buku cerita. Namun setelah saya diamati lebih jauh, ternyata murid di kelas saya sebagian baru mampu membaca saja, tanpa bisa memahami isi bacaan tersebut. Hal itu bisa diamati saat saya memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan. 

Saat siswa menanggapi pertanyaan, ternyata sebagian dari mereka belum bisa menanggapi dengan benar. Lalu saya mencoba mewujudkan pendekatan Inkuiri Apresiatif melalui prakarsa perubahan yaitu "Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada peserta didik melalui pemanfaatan aplikasi literacy cloud". Melalui prakarsa perubahan tersebut, diharapkan bisa menuntun peserta didik mencapai kebahagian dan keselamatan yang setinggi-tingginya. Kita ketahui bersama pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan pemantik 2

Revisi dan rumuskan dengan penuh keyakinan, visi yang telah Bapak/Ibu buat berdasarkan jawaban pertanyaan diatas, ke dalam sebuah VISI yang membuat Bapak/Ibu bersemangat ketika membacanya, dan menggerakkan hati setiap orang yang membacanya!

Pada tugas Demontrasi Kontekstual sebelumnya, saya sudah membuat visi "Terwujudnya peserta didik yang cerdas, berwawasan teknologi, dan berkarakter". Namun berdasarkan prakarsa perubahan yang sudah saya susun, maka visi tersebut saya revisi menjadi "Terwujudnya generasi yang memiliki budaya literasi, berwawasan global, dan berkarakter". 

Alasan saya merevisi visi tersebut karena melihat pentingnya kemampuan literasi membaca pemahaman sebagai kunci untuk memahami semua pengetahuan. Jika pengetahuan diibaratkan sebuah ruangan besar, maka literasi adalah kunci untuk membuka pintu ruangan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun