Mohon tunggu...
Rahmat Budianto
Rahmat Budianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Aktivis , Akademisi

Mahasiswa IAILM Suryalaya Prodi KPI, Jurnalis, Berita , TV Radio Film, Video Grafi , Sineteon Wisata , Kuliner, Pendidikan ,Sosial , Sejarah , Seni Budaya,

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ruang Waktu

26 Februari 2024   21:58 Diperbarui: 27 Februari 2024   02:15 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Penyejuk Jiwa (dok: pri)

Ruang waktu di sudut kota hening namun terasa hidup pada jiwa Gelisah telah sirna tiga puluh tiga tahun sudah tiada terasa

Ku ambil mahkota itu dia bertengger dengan congkak di ubun ubun kepala

Bukan kah kau yang merebut pada gengaman  jari lembut  tak berdaya

Kabut gelap itu telah hilang musnah sirna lenyap tiada tersisa

Baca juga: Sadar

Bukan sebagai siksa malah kasih manusia dewa berjuntai jubah bahagia

Cinta suci yang tiada cela tak setitik pun adanya noda

Kalimat syukur mengalir deras berharap kau disana dalam bahagia dalam Rahmat nya sang maha pencipta

Betapa telah rela jiwa merana mengharap air dalam bejana yang kau bawa menjadi pelengkap bahagia

Aku hanya ingin kau bahagia karena tiada lagi cara , ikhlas ku berharap ridhonya

Di Sudut Kota
Depok , 26 Februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun