Pesta Demokrasi 5 tahunan pemilihan capres dan cawapres serta calon legislatif pada tanggal 14 februari tahun 2024 tinggal hitungan jam saja semua masyarakat pemilih menyambut dengan antusias pesta rakyat ini.
Berbagai kalangan baik elit politik sampai ke akar rumput masing masing menyiapkan strategi dan formula khusus untuk merebut hati masyarakat agar mendulang suara pemilih sebanyak banyak nya  dari masyarakat agar kemenangan dapat di raih untuk memuluskan langkah kandidat masing masing menuju kursi impian.
Ada hal menarik yang penulis temui di lapangan terkait sebuah kasus seorang simpatisan yang menurut analisa penulis bahwa orang tersebut awam terkait lika liku percaturan politik yang saat ini semakin menggairahkan, namun baginya mungkin inilah saat yang tepat untuk ikut memeriahkan pesta rakyat 5 tahunan ini.
Ini adalah kisah nyata yang benar benar terjadi , Untuk kenyamanan sebut saja ibu muda ini dengan nama bu Hebring , menurut sumber yang bisa penulis percaya , bahwa ibu hebring ini mengumpulkan data nama dan nomor Whastupp warga di lingkungan nya sedikitnya sekira 200 sampai 300 orang data nama nama pemilih lengkap dikantongi dengan harapan nama nama tersebut akan mendapatkan sekedar uang jajan dari tim relawan caleg yang telah menerima data tersebut.
Alih alih mendapatkan kegembiraan justru ibu hebring ini malah ketar ketir kalang kabut, pasalnya data yang di berikan adalah data warga yang memang notabene mereka juga gak paham aturan politik , pikir mereka ini pesta demokrasi yang nama nya pesta harus gembira minimal ada cuan (uang) nya , mau siapapun yang kasih ambil saja urusan mencoblos ya urusan nanti .
Seperti kasus siang tadi yang penulis dapatkan informasinya dari warga sekitar , bahkan beritanya sudah tayang juga di salah satu televisi sawasta nasional  pada pukul 29,45 wib. Dengan Judul Bawaslu masih melengkapi informasi terkait politik uang di Depok.
Menurut seorang warga yang namanya tak mau disebutkan kepada penulis dirinya berkata , bang tadi siang di rumah bu hebring orang ramai ramai datang katanya mau kasih uang , dari salah satu caleg tapi karna yang datang kebanyakan orang akhirnya jadi kacau, terus di tunda , bebernya.
Orang orang udah gak sabar semua datang kerumah bu hebring , akhirnya jadi ramai malahan beritanya  sudah tayang di telvisi , tambah dia.
Maksud hati ingin bergembira , namun karna gak sabar mereka keburu ramai , akhirnya kasus tersebut jadi temuan Bawaslu pasalnya pemberian uang tersebut dalam masa tenang.
Alih alih meresakan kegembiraan yang ada para ibu tersebut hatinya dag dig-dug tak karuan , bukan karna kasmaran tapi karna serangan sebelum Fajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H