Mohon tunggu...
Rahmat Basuki
Rahmat Basuki Mohon Tunggu... -

only the ordinary man

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nak, Hari Ini Hari Ayah

12 November 2014   19:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:58 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nak, hari ini Hari Ayah. Kau tahu ? Sama, ayah juga baru tahu. Bundamu pun sepertinya belum tahu. Tak seperti Hari Ibu, Hari Ayah sepertinya tak terlalu penting. Karena apa artinya peringatan hari-hari itu, kalau banyak ayah tak bertanggung jawab dan tak mengerti bagaimana cara mendidikmu.
Nak, hari ini Hari Ayah. Tak banyak yang tahu, karena sejatinya para ayah tak terlalu memikirkan peringatan hari itu. Kesusahannya dalam perjuangan tak ingin ditangisi dan diratapi. Otaknya terlalu sibuk memikirkan masa depanmu. Perasaannya sangat keras karena tuntutan hidup yang keras. Kelak kau kan tahu itu.

Nak, hari ini Hari Ayah. Maafkan Ayah. Tangan Ayah terlalu kasar untuk membelaimu. Jemari Ayah terlalu kuat menggenggam tangan mungilmu. Namun percayalah, Ayah kuat menggendongmu hingga kau raih cita-citamu.

Nak, hari ini Hari Ayah. Bermain denganmu adalah hal yang paling menyenangkan bagiku. Penat dan lelah sekejap enyah. Namun seketika kemudian aku harus pergi mempertaruhkan masa depanmu di jalanan.

Nak, hari ini Hari Ayah. Allah sudah sediakan surga untukmu di kedua telapak kaki Bundamu. Berbaktilah padanya, karena sejatinya dirinya adalah diriku. Kau selalu tidur dengannya dan sering menolak tidur bersama Ayah. Tak mengapa, karena Ayah sadar, dengkuran lelah ini mengganggu lelapmu.

Nak, hari ini Hari Ayah. Kelak jika kau sudah pandai merangkai kata, untaikanlah doa yang panjang ke hadapan Rabbmu. Mintakan kesehatan dan kebahagiaan untuk Ayah dan Bunda, serta pahala berlipat atas perjuangan yang sekedarnya ini.

Nak, hari ini Hari Ayah. Cukuplah Allah sebagai saksi, bahwa Ayah tengah berjuang sekuat tenaga untuk masa depanmu. Ayah berbuat sebaik mungkin agar menjadi teladan bagimu. Bahkan Ayah telah pilihkan wanita terbaik untuk melahirkanmu, mengasuhmu, dan mendampingi hari-harimu. Namun Ayah tetaplah manusia biasa, yang jauh dari figur kenabian bahkan pahlawan perjuangan.

Nak, hari ini Hari Ayah. Semoga Allah selalu membersamai langkahmu.

Purwokerto, 12 Nopember 2014
Ditulis sambil mrebes mili ingat Bapak di rumah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun