Mohon tunggu...
Rahmad Arbadilah Damanik
Rahmad Arbadilah Damanik Mohon Tunggu... Aktor - Penulis Lepas

Communication Student - Riau University

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyendiri Bukan Berarti Kesepian

10 Januari 2022   18:29 Diperbarui: 10 Januari 2022   18:32 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Seringkali menyendiri juga memiliki konotasi negatif. Dimana pelaku yang mengambil keputusan untuk menyendiri beberapa saat kemudian dianggap sebagai "anti sosial", "kuper", "sedang bertelor", atau gelar lainnya yang memiliki makna serupa. Padahal kedua hal tersebut sangatlah jauuuuh perbedaannya.

Kecuali menyendiri yang dimaksud adalah seorang remaja yang menyendiri di kamar, tidak ingin berjumpa orang lain, pesan makannya melalui sh*pee food, dan tidak mau keluar selama berbulan-bulan. Itu memang kelewatan bingitz sih. 

Tapi tetap orang tersebut juga bakalan keluar dan jumpa orang lain karena sebentar lagi ada kuliah offline, hehe. Mungkin akan ada pembahasan khusus nantinya mengenai ini pada tulisan kedepannya.

Balik lagi ke menyendiri, bisa saja dengan hal tersebut seseorang bisa tenang dan fokus untuk melakukan/menyelesaikan sesuatu, mungkin untuk mengembalikan kembali mood atau semangat, dan membuatnya lebih nyaman aja. 

Menyendiri kadang dapat tercermin dari aktivitasnya, misalnya seseorang yang memilih sibuk sendiri untuk membaca buku di pojok taman agar lebih fokus, atau pergi makan dan belanja sendiri, masak-masak sendiri, makan-makan sendiri, nyuci baju sendiri, tidur pun sendiri (kok kayak ada iramanya ya).

Untuk itu jangan salah memahami konteks "menyendiri" sehingga keliru dalam pengaplikasiannya. Contoh ngawurnya adalah sholat sendiri di masjid disaat ada sholat berjama'ah atau mengurung diri seperti kasus diatas tadi. 

Oh iya, dalam agama islam sendiri, tidak ada yang namanya "menyendiri" yang dimaksud sebagai "sendiri". Karena dia yakin dimanapun dia berada, apapun yang dilakukan, selalu dalam pengawasan dan pertolongan Allah Subhanahu Wata'ala (MasyaAllah Akhi/Ukhti). Makanya shalat tahajjud di sepertiga malam terakhir itu sejatinya hanya berduaan dengan Sang Khaliq.

Untuk itu teruslah bersosialisasi, menambah relasi, berkumpul dengan teman, keluarga dan masyarakat sekitar. Dan juga jangan sampai kesepian dengan mengenali penyebabnya dan cara mengantisipasinya. Boleh mengambil pilihan "menyendiri" apabila memang dibutuhkan dan tentunya harus tepat dalam pengaplikasiannya. 

Untuk abang-abang dan kakak-kakak yang kesepian dan menyendiri karena putus cinta atau yang tak lekas menemukan pendampingnya, tetap semangat. Saya doakan semoga diberikan pengganti atau dipersiapkan yang lebih baik untuk menjadi pendamping hidupnya (tapi bo'ong).

-----

RAD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun