Mohon tunggu...
RAHMAT ARIZA PUTRA
RAHMAT ARIZA PUTRA Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa Muslim Teknologi Pertanian, Penggemar Militer dan Blogger. Marketing Manager di CV Agrifood Produsen Telopia. Bakpia dari Ubi Ungu asli Jogja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Terimakasih POLSUSKA dan PT KAI DAOP Jogja

8 Juni 2012   18:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:13 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu saya punya anggapan, hanya petugas keamanan karyawan instansi  swasta yang punya integritas dan pelayanan papan atas. Namun semua itu berubah sejak bertemu dengan jajaran polisi khusus kereta api Stasiun Tugu Jogja. Begini ceritanya……..

Berawal dari kehilangan dompet

Sebulan yang lalu,  dompet hitam yang berisi kartu identitas saya raib tanpa disadari. Lenyapnya barang berharga tentu membuat saya merasa kehilangan. Namun hal itu tak berlangsung lama. Beberapa hari kemudian sebuah surat diantarkan petugas pos ke alamat rumah.  Surat dengan kop ‘Polisi Khusus Kereta Api DAOP 6 Jogja’ datang membawa kabar gembira. Ya, dompet saya diketemukan oleh seseorang dan sekarang berada di kantor POLSUSKA.

Tak Berapa lama setelah menerima surat itu, saya sambangi kantor pusat polsuska DAOP 6 Jogja. Tempat tersebut masih 1 komplek dengan Stasiun Tugu. Tepatnya di seberang utara jalur 8 tempat pemberhentian KA terbesar di Provinsi Jogja itu.

Ada Uang ada S3

Sesampainya di kantor POLSUSKA yang menempati bangunan tua nan sederhana. Saya disambut dengan senyum, sapa dan salam oleh petugas jaga.  S3 yang baru saja diterima dari mas Ambar Susanto membuat saya merasa senang tapi tak nyaman.

Loh kok bisa dikasih senyum, sapa dan salam kok malah jadi gak tenang? Terus terang saat itu Pepatah ada udang dibalik batu terngiang-ngiang dikepala saya.  Karena lumrahnya ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan S3 berkualitas dari pelayan masyarakat yang satu ini. Pengalaman pribadi jadi bukti. Berkali-kali saya harus menyiapkan amplop berisi uang panas saat berurusan dengan petugas keamanan bernama polisi.

Bukan masalah nilai uangnya. Meski penghasilan saya masih dibawah pendapatan perkapita Penduduk Indonesia. Tapi uang 10 atau 20rb buat saya tak jadi masalah. Apabila hal tersebut memang ditetapkan dalam peraturan. Justru yang jadi persoalan  karena uang yang mereka terima adalah uang suap. Meskipun tak meminta dengan tegas, namun intimidasi dengan istilah ‘uang administrasi’ selalu mereka tekankan kepada rakyat yang datang. Kalau tak diberikan, jangan harap S3 berkelas mereka berikan. Bahkan bisa jadi urusan yang perlu dituntaskan jadi berbelit menyusahkan.

Biasanya diawal jumpa petugas akan bersikap biasa. Kalaupun mereka memberikan S3, itupun cuma seadanya tak memberikan feel apa-apa bagi penerima.  Lain hal kalau sudah menjabat tangan pria berseragam coklat dengan salam tempel. Pasti S3 berkualitas akan mereka umbar.

Uraian diatas rasanya cukup mengambarkan kenapa lintasan pikiran yang terbetik di benak saya bernuasa husnudzhon saat menerima senyum, sapa dan salam dari mas Ambar anggota POLSUSKA.

S3 Cuma-Cuma

Semua tak sama. Begitulah kira-kira ungkapan yang mewarnai pikiran saya selepas bertemu dengan polisi khusus KA. Ternyata dugaan saya meleset. Untuk mendapatkan Dompet dan S3 dari beliau selaku polsuska, saya tak perlu membayar apa-apa. Bahkan ketika saya tanya perihal penggantian biaya kirim surat yang telah dikeluarkan instansi polsuska. Dengan ramah beliau jelaskan bahwa saya tak perlu membayarnya. Karena hal itu sudah merupakan tanggung jawab Polsuska. Lembaga penanggung jawab keamanan Stasiun KA.

Ada satu hal lagi yang membuat saya semakin kagum dengan pelayanan Polsuska yang saat itu ada dihadapan saya. Setelah menyerahkan dompet,  beliau mengambil sebuah buku administrasi. Saya kira beliau hendak meminta saya mengisi buku administrasi tersebut. Seperti yang beberapa kali saya lakukan saat membuat surat kehilangan di kantor yang pegawainya berseragam coklat. Oleh karena itu ketika beliau membukanya dihadapan saya, saya meminta buku tersebut.

Lagi-lagi prasangka saya keliru. Sambil tersenyum beliau berkata: ‘Tidak usah mas, biar saya saja yang mencatat kelengkapan isi dompet anda di buku ini”. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa hal tersebut sudah jadi bagian dari tugas beliau sebagai pelayan publik. Luar biasa. ujar batin saya beberapa saat setelah mendengar paparan mas Ambar.

This is what i feel there

Seolah berada di kantor Bank ternama. Begitulah kira-kira gambaran kenyamanan yang saya rasakan. Meski minus AC,  hopitality yang diberikan petugas polsuska membuat suasana sejuk.  Cair bersahabat seolah bertemu kawan lama. Sebuah pelayanan yang selama ini hanya saya rasakan dari petugas keamanan BANK-BANK ternama.

Terimakasih POLSUSKA dan PT KAI

Atas semua yang telah saya terima dari POLSUSKA berupa pelayanan yang ramah juga S3-nya yang gratis. Maka saya ucapkan terima kasih banyak.

Kenapa PT KAI  Mendapatkan Ucapan Terima Kasih

Kenapa yang menerima ucapan terimakasih saya bukan POLRI tapi PT KA? Padahal yang membantu dan melayani saya sepenuh hati adalah petugas berstatus Polisi. Jawabannya adalah karena Polsuska berada dibawah PT KAI bukan POLRI. Anggotanya berstatus pegawai BUMN bukan PNS layaknya polisi biasa. Meski demikian, untuk urusan pembinaan sebagai penegak hukum POLRI diangkat PT KAI sebagai konsultan utama.

Dan entah kenapa saya punya keyakinan S3 dan Integritas yang dimiliki petugas polsuska yang saya temui itu bersumber dari management PT KAI bukan dari Polri. Oleh karena itu, ungkapan terimakasih saya tujukan kepada PT KAI. Tingkatkan terus pelayananmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun