Mohon tunggu...
Rahma Tantri Diastiningtyas
Rahma Tantri Diastiningtyas Mohon Tunggu... Lainnya - hai

hi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Thrift Shop, Bergaya dengan Harga Murah

7 Januari 2022   07:19 Diperbarui: 7 Januari 2022   07:20 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini, sejumlah masyarakat sedang menggandrungi pembelian pakaian bekas atau biasa disebut dengan Thrifting atau Thrift Shop. Munculnya fenomena ini diketahui masyarakat melalui media sosial yang kemudian didukung oleh situasi lingkungan yang sedang menghadapi pandemi covid-19, kemudian didorong oleh beberapa faktor seperti trend gaya hidup dan juga lingkungan sosial. 

Barang yang dijual dalam thrift shop biasanya adalah barang secondhand atau bekas, namun masih sangat layak dipakai. Pakaian bekas yang di jual ini biasanya pakaian-pakaian yang di impor dari luar negeri, yaitu dari Korea, Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Tren pembelian produk thrift shop yang melonjak saat masa pandemi di Indonesia ini, meningkatkan jumlah perdagangan pada aplikasi yang banyak membeli kebutuhan sehari-hari. Termasuk perdagangan jual-beli produk thrift, yang sering dijumpai di internet. Hal ini tentu menunjukkan adanya potensi yang dapat dilakukan untuk terus bisa berbisnis dan berkarya di masa pandemi ini. 

Fenomena ini menarik karena dalam kondisi serba sulit, namun tren thrift shop menjadi sebuah tren baru yang menarik hati masyarakat. Tren ini mampu menarik minat masyarakat karena adanya keunikan dari barang yang dijual tersebut, misalnya limited edition, atau keluaran tahun 80-an, dan lain-lainnya. Hal lainnya yaitu, karena harga yang dijual merupakan harga miring dengan kualitas yang masih bagus.

Fenomena ini banyak dibicarakan dan mulai disukai oleh masyarakat dengan alasan, bahwa fashion ini menunjukan gaya hidup ramah lingkungan. Di zaman modern seperti saat ini, gaya hidup bagaikan tuntutan. 

Ditambah lagi dengan semakin berkembangnya industri fashion pada saat ini yang membuat perbincangan di masyarakat luas untuk selalu up-date dengan model pakaian saat ini. 

Untuk berpenampilan kekinian, khususnya pada sebagian remaja adalah sebuah trend yang harus diikuti, namun tidak semua masyarakat mampu untuk memenuhi dan mengikuti trend fashion yang selalu berubah-ubah. Maka dari itu, sebagian orang pun mencari cara untuk selalu terlihat keren dan modis namun dengan modal yang seminimalnya.

Salah satu cara untuk berbelanja murah namun kekinian yaitu, dengan berbelanja pakaian bekas. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa adanya penjualan pakaian bekas telah menciptakan suatu pola budaya, yang kemudian hal tersebut membawa dampak terhadap orang-orang disekitarnya sehingga fenomena pembelian pakaian bekas ini mempunyai nilai guna bagi masyarakat terutama remaja yang mempunyai gaya hidup kekinian. (Dwiyantoro, 2014, h.6) 

Adanya trend fashion masa kini, masuk ke dalam ideologi beberapa anak muda pengguna atau pengkonsumsi pakaian bekas sehingga membuat fashion adalah sebagai gaya hidup beberapa masyarakat. Pergantian mode yang relatif cepat dan tidak terduga, membuat beberapa masyarakat yang akhirnya mencari jalan pintas atau jalan lain untuk memenuhi perkembangan mode yaitu dengan cara melakukan thrift shopping ini.

Terlihat bagus walaupun dengan harga murah, itulah yang membuat pakaian thrift ini ramai di gemari. Selain karena memang harga barangnya yang murah, thrift shopping ini dilakukan untuk mencari pakaian-pakaian unik dan beda dari yang lain. 

Bisa disangkutkan juga dengan orang- orang yang menyukai tema vintage untuk fashionnya, pasti lebih suka untuk melakukan thrift shopping, karena pada thrift shop banyak sekali baju-baju vintage yang lucu dan unik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun