Nah kembali ke istilah Kafkaesque, karya yang paling banyak dibahas sehingga munculnya istilah ini adalah dua karya Kafka yakni Metamorphosis dan The Trial.Â
Pada cerita Metamorphosis, tokoh bernama Gregor Samsa terbangun dan mendapati dirinya menjadi seekor kecoa raksasa tanpa penjelasan apapun hingga akhir cerita. Sedangkan dalam cerita The Trial, tokoh Joseph K, seorang pegawai bank biasa ditangkap tanpa alasan yang jelas dan pengadilan tidak memberitahu kasus apa yang didakwakan kepadanya.
Kedua cerita Kafka tersebut secara gamblang menjelaskan arti Kafkaesque dimana kita ada di suatu kondisi yang sulit untuk dijelaskan, kita merasa terasing dari kehidupan kita sebelumnya walaupun kita berada di dekat orang-orang yang kita kenal, kita hendak melawan kekuatan asing yang merenggut kebebasan kita namun apa daya kita tidak mampu, pada akhirnya kita kehilangan eksistensi diri kita pada dunia.
Secara singkat, arti Kafkaesque adalah kondisi aneh, tidak wajar, dan kompleks yang membuat kita tidak berdaya kepada kekuatan asing yang sulit dijelaskan; terutama karena terjebak pada sistem yang terlalu birokratis, tidak masuk akal, dan tidak transparan.
Jabatan Tinggi Juga Rentan Terkena Kafkaesque
Memiliki jabatan tinggi kerap kali jadi sebuah mimpi banyak orang karena mungkin kekuasaan yang dipegangnya, namun kerap kali dari jabatan itulah muncul berbagai tanggung jawab dan ekspektasi yang tinggi dari banyak orang.
Kita merujuk kepada pemangku kebijakan yang berempati dan memahami tanggung jawab moral mereka, bukan kepada pihak yang hanya mengejar kekuasaan. Sejatinya semakin tinggi jabatan itu maka semakin besar beban moral yang dibawa, semakin besar pula tingkat stres yang dialami. Tapi yang lebih menjengkelkan adalah keterasingan karena sistem yang terlampau buruk dalam birokrasi.
Pengalaman saya saat aktif dalam organisasi mahasiswa tingkat universitas di kampus juga merasakan hal demikian. Terlalu sulit dan kompleksnya sistem birokrasi membuat diri saya terbawa pada kondisi yang tidak berdaya. Ekspektasi mahasiswa terhadap kinerja kami semakin mempertegas perasaan terjebak dalam sistem yang sulit dipahami..
Ada momen dimana saya seolah merasa sendiri dan berbeda dengan teman-teman saya, bukan pada artian positif tapi pada sebuah arti yang menjelaskan diri saya tidak mampu  dan kesepian di tengah keramaian.Â
Banyak saya santai mengopi dan nongkrong bersama teman-teman tapi saya tidak merasakan bahwa saya "ada" dalam arti terdapat kekuatan asing yang tidak bisa saya jelaskan melempar saya ke sebuah jurang paling gelap.