Pre-konvensional memiliki dua tahapan yaitu orientasi kepatuhan dan minat pribadi, pada tahap pertama ini secara singkat anak mengetahui hukuman sebagai konsekuensi langsung.Â
Sedangkan tahap kedua menyatakan bahwa anak akan menanyakan keuntungan dari mematuhi hukum yang berlaku.
Tingkatan konvensional memiliki dua tahap yaitu orientasi keserasian interpersonal dan konformitas, dan orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial.Â
Tingkatan yang umumnya ada pada remaja ini membuat orang menilai moralitas dari pandangan dan harapan masyarakat.
Pada tingkatan pasca-konvensional, terdapat dua tahapan lain yaitu orientasi kontrak sosial dan prinsip etika universal. Tingkatan ini berprinsip pada hak diri dalam menjalankan moralitas terlepas dari masyarakat.Â
Perbedaan dengan pra-konvensional adalah adanya suatu penghormatan pada setiap individu dan universalitas keadilan bagi semua orang.
Jika dilihat dengan tindak pidana anak, mulai dari tingkat pre-kovensional saja terjadi kesalahan dimana anak tidak memikirkan konsekuensi ke depannya yang dia lakukan ketika melakukan tindak pidana.Â
Sedangakan pada tingkatan konvensional, mereka tidak memperhatikan respon dari masyarakat jika mereka melakukan tindak pidana. Dan terakhir pada tingkat pasca-konvensional, anak tidak menghormati hak-hak individu.
Pemberian Hukuman sebagai Penguatan (Reinforcement) PerilakuÂ
Pada tingkatan pre-konvensional di perkembangan moral Kohlberg pemberian hukuman sangat penting bagi perkembangan moral anak.Â