Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

3 Alasan Psikologis Maraknya "Mengemis Online"

21 Januari 2023   20:23 Diperbarui: 22 Januari 2023   11:00 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengemis online. Sumber: Pixabay.com/Gerd Altmann 

Istilah yang tepat untuk hal ini adala Fear Of Missing Out (FOMO), yaitu keadaan dimana seseorang tidak mau ketinggalan trend dan juga jika dia tidak melakukan trend tersebut maka dirinya merasa ketakutan dibilang ketinggalan zaman. 

Walaupun diawal banyak orang berniat mempergunakan live streaming untuk menghasilkan uang, namun konten yang dipertontonkan mereka adalah menarik simpati yang tak jauh dari kata mengemis.

FOMO yang berlebihan ini membuat banyak orang ingin live streaming demi mendapatkan uang tapi lupa akan konten yang disiarkan menjurus pada meminta-minta.

Fenomena mengemis ini memang memiliki motif psikologi yang amat sangat banyak jika kita lihat per individu yang melakukannya, namun sebagian besar penyebabnya disebabkan oleh tiga hal diatas. 

Untuk mengatasi hal-hal tersebut amat diharapkan kita bijak dalam memberi gift kepada para pengemis tersebut, lebih baik tidak memberikan mereka gift agar mereka mau berhenti untuk melakukan hal tersebut.

Mengemis online adalah hasil dari perkembangan sosial media yang membuat tata cara mengemis konvensional seperti meminta-minta dipinggir jalan masuk ke dalam layar ponsel pintar kita. Dan yang lebih parahnya banyak metode meminta-minta ini yang terbilang menyakiti si peminta ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun