Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Resesi Seks atau Seks yang Makin Teralienasi?

24 Desember 2022   19:08 Diperbarui: 26 Desember 2022   01:15 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita resesi seks yang berpotensi terjadi di Indonesia sangat banyak diperbincangkan. Walaupun masih lama akan terjadi, kondisi yang telah dialami Jepang dan Korsel ini menjadi suatu titik balik bagi perubahan demografi di Indonesia.

 Resesi seks diartikan sebagai kondisi di mana seseorang atau pasangan yang enggan memiliki anak atau memiliki sedikit anak.

Kalau kita merunut katanya dari kata "resesi" yang berarti kelesuan atau kemunduran jika disandingkan dengan kata "seks", maka sebenarnya kebutuhan seks sebenarnya tidak berkurang walau bagaimanapun juga dampak dari ekonomi, sosial, politik atau apapun karena itu kebutuhan biologis manusia.

Menurut pendapat saya bukan seks yang ter-resesi namun seks yang mungkin teralienasi, meminjam kata alienasi dari marxisme. 

Seks yang dimaknai sebagai ikatan cinta dan cara untuk menghasilkan keturunan dan lainnya harus terdistorsi karena ekonomi dan kehidupan mekanis dari sistem kapitalis. 

Mari kita bahas pendapat saya lewat pandangan psikologi terkhusus dari teori Sigmund Frued dan Erich Fromm.

Seks Sebagai Libido dan Kebutuhan Biologis Manusia

Tidak perlu dipungkiri bahwa seks merupakan suatu kebutuhan biologis manusia layaknya makan dan minum. Namun berbeda dengan kedua konsumsi tersebut, seks muncul dari kolaborasi antara stimulus internal dan eksternal dalam diri manusia. 

Stimulus internal dapat kita lihat dari matangnya organ reproduksi dan stimulus eksternal berasal dari pembelajaran kita pada lingkungan.

Ilustrasi. Sumber: pixabay.com 
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun