Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kemajuan Teknologi sebagai Pereda Kecemasan Finansial

20 Oktober 2022   05:04 Diperbarui: 20 Oktober 2022   05:09 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com

Semenjak pandemi Covid-19 banyak kondisi keuangan dari kita terombang-ambing. Ada yang berhasil selamat meski rugi banyak aset hingga ada yang benar-benar bangkrut dengan terpaksa harus mengubah mata pencaharian mereka seperti Thai Airways yang terpaksa menjual gorengan pada tahun 2021 lalu.


Namun setelah dampak pandemi sudah mereda, bayang-bayang resesi tahun 2023 nanti masih terus membayangi kondisi perekonomian kita. Hal ini banyak membuat diantara kita makin mulai melek terhadap investasi seperti saham dan reksadana. 

Dengan menabung dalam berbagai produk investasi tersebut membuat kita bisa merasa sedikit punya "penyelamat" jika resesi terjadi.


Saya juga belakangan ini sudah mulai menabung uang di salah satu produk reksadana tertentu untuk entah tabungan melanjut pendidikan S2 hingga mungkin membeli laptop baru. 

Yah walau nominal tabungannya dan keuntungannya masih sedikit saya merasa impian saya sudah mulai berjalan sedikit demi sedikit.


Kecemasan Akan Finansial


Mungkin saya tidak akan membahas lebih banyak berkaitan denga keuangan atau ekonomi karena minimnya latarbelakang saya di bidang tersebut, namun saya akan membahasnya melalui pandangan psikologi sesuai dengan latarbelakang saya sebagai mahasiswa psikologi. 

Uang memang tidak berkaitan langsung dengan psikologi namun jika uang tersebut dapat menimbulkan kecemasan maupun kebahagiaan, maka psikologi ada disana untuk membahasnya.


Kecemasan atau dalam bahasa psikologinya adalah neurotik merupakan sebuah rasa ketidaknyamanan dalam diri yang sebenarnya tidak memiliki bentuk yang jelas dan terkadang sulit dikenali. Gangguan seperti susah tidur, cemas ketika melihat harga yang naik, dan was-was nilai saham turun adalah contohnya dari kecemasan akan finansial.

Dalam buku Psychology of Money karya Morgan Housel, mengatakan bahwa keberhasilan mengelola uang bukan hanya dari kepintaran seseorang dalam dunia finasial saja tapi juga tentang penguasaan emosi atau sisi psikologisnya dalam mengatur keuangan. Bagaiaman cara kita bersikap jika ada atau tidak ada uang merupakan kunci dari suksesnya finansial.


Menanggulangi kecemasan dengan baik juga merupakan salah satu faktot kesuksesan finansial. Jika penanggulangan akan kecemasan finasial itu dilakukan dengan cara serakah dan tanpa perhitungan maka hal tersebut bisa jadi awal kehancuran finasial kita. 

Sedangkan jika kita dapat meredakan kecemasan itu dengan bijak maka kita dapat membuat finasial kita tangguh.


Salah satu cara meredakannya adalah dengan menerima informasi yang bagus akan produk keuangan yang kita miliki, tahu bahwa investasi saham atau reksadana kita aman dan terpercaya, dan juga dikelola oleh pengelola yang profesional seperti SFAST. 

Pemenuhan atas kecemasan dengan fantasi dari informasi yang bagus inilah bisa menjadi awal dari keberhasilan kita mengelola keuangan.


Kemajuan Teknologi Sebagai Pereda Kecemasa Finansial


Bayangkan kita masih tinggal di tahun dimana internet tidak secepat sekarang, melihat perkembangan saham kita harus menunggu koran-koran finansial merilisnya yang berarti seharian kita bisa gelisah bagaimana penurunan nilai saham bisa terjadi. 

Belum lagi banyak pemberitaan yang mungkin kita salah persepsikan sehingga kecemasan kita meningkat.


Tidak seperti sekarang yang kita dengan mudah dapat melihat perkembangan investasi keuangan kita melalui gadget, baik saat ingin sarapan maupun saat hendak mau tidur. Kebutuhan akan informasi keuangan yang cepat inilah bisa meredakan sedikit kecemasan kita akan keuangan.


Terlebih kita sudah dapat menjumpai banyak aplikasi online yang dikelola dengan baik untuk membimbing kita menjadi investor yang profesional. 

Dengan aplikasi semisal SFAST dari SF Sekuritas misalnya yang membimbing investor baik pemula maupun yang sudah mahir untuk tetap melek dalam informasi keuangan.


Simpulan


Kecemasan akan keuangan kita di masa depan memang tidak seratus persen dapat mereda jika melihat informasi dari gadget kita, namun pemenuhan fantasi akan masa depan yang baik bagi keuangan kita bisa ditanggulangi sementara dengan informasti cepat dari teknologi gadget saat ini.

Saat kecemasan kita tertanggulangi sementara maka kita dapat berpikir jernih bagaimana akan bertindak bagi keuangan kita nantinya. Secerdas apapun kita dalam finasial tanpa adanya suatu kecerdasan emosi maka kita akan meraih kemapanan maupun kebahagiaan dalam mengelola keuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun