Hal ini disebabkan karena ranah publik memiliki berbagai macam individu yang kita tidak ketahui consent dan keterbukaanya terhadap jokes atau candaan rasis ini.Â
Publik juga masih kuat mengikat diri dengan kultur dan komunitas kelompok seperti suku atau agama yang punya tingkat keterbukaan yang rendah dan jelas punya solidaritas tinggi terhadap apa yang dianut atau diyakini kultur maupun kepercayaannya.
Simpulan
Candaan rasis memang bukan satu-satunya cara dan tanda bagi munculnya pengakuan bagi multikulturalisme di lingakaran pertemanan namun candaan rasis pada lingkaran pertemanan tanpa memberikan ketersinggungan jelas sebuah tanda bahwa ada keakraban yang mengakui pula multikulturalisme.
Sebelum memulai candaan rasis memang memberikan keterbukaan dan consent bagi teman-teman kita yang berbeda kultur sangat harus dilakukan.Â
Jika kita atau teman kita memang sensitif dan tersinggung akan sesuatu candaan rasis maka hal tersebut tidak perlu dilakukan.Â
Candaan ini tidak perlu dipaksakan dan akan muncul perlahan-lahan jika keakraban dan consent dari lingkar pertemanan mencapai kesempurnaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H