Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Pikir-Pikir Dulu Jika Ingin PDKT Pada Masa Kuliah

10 Oktober 2022   17:58 Diperbarui: 11 Oktober 2022   19:20 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sedang melakukan PDKT. (Sumber: pixabay.com/manhhongdldhv)

Sedangkan B-Love bisa jadi kebalikannya dimana inilah cinta apa adanya. Cinta yang tidak memandang kekurangan dan fokus memberi.

Saling menghargai dan saling menghormati, tidak mengekang dan membiarkan pasangannya berkembang sesuai apa yang diinginkannya. Cinta ini tidak egois dan sangat membangun.

Jadi ingin cinta seperti apa yang ingin kamu jalani sebelum PDKT?

Ilustrasi. Sumber: pixabay.com
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com

Narsisme dan Ambievalensi Sifat Manusia

Saya pernah membaca dari buku Akar Kekerasan karya Erich Fromm yang bilang bahwa kebanyakan manusia itu menjalin cinta dengan pasangannya bukan karena saling mencintai tapi karena dasar narsisme belaka. 

Ya, narsisme yang membuat kita merasa jadi orang yang pantas dicintai dan disayangi.

Narsisme atau narsistik membutakan setiap penilaian diri dimana kita menjadi orang yang layak dapat sayang walau sifat asli kita seperti mak lampir. 

Banyak orang yang narsistik ini juga jago memanipulasi orang agar dirinya dicintai. Namun saat orang yang narsistik ini kehilangan cinta yang berasal dari idealismenya maka dia akan rela melakukan apa saja guna melampiaskan amarahnya termasuk tindak kekerasan tentunya.

Dan juga berbagai permasalahan yang datang dari hubungan asmara bisa jadi karena dorongan narsistik ini. Selain itu ada hal lainnya yang jadi masalah yakni ambievalensi sifat manusia. 

Biar saya jelaskan, kita selalu memandang tipe pasangan dengan bentuk ideal kita tanpa kekurangan yang seharusnya ada di diri setiap manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun