Hal ini membuat individu dapat eksis dengan keunikan ketidaksadarannya dan tidak melebur dalam keseragaman komunitas yang digagas negara.
Dunia barat sudah lama meninggalkan agama karena dasar irasionalnya dan beralih pada Weltanschauung (pandangan hidup atau ideologi) yang lebih rasional dan ilmiah.Â
Padahal jika agama dimaknai melalui simbolisasi maka akan dapat dipahami bagaimana agama menjadi sebuah ekspresi bagi ketidaksadaran individu.Â
Negara dengan Weltanschauung-nya entah itu komunis maupun kapitalis akhirnya hanya menganggap manusia sebagai buruh bagi "barang-barang" yang dipertontonkan dari Weltanschauung itu.
Pemahaman Individu pada Dirinya dan Pendekatan Filosofisnya pada Kehidupan
Manusia merupakan mahluk istimewa dibandingkan dengan organisme lainnya karena ia bukan hanya menikmati dunia namun juga menciptakannya.Â
Manusia dapat membandingkan dunia luar namun tidak dapat membandingkan dirinya dengan alam bawah sadarnya. Keunikan individu terpaksa harus dipendam dalam alam bawah sadar agar dapat selaras dengan masyarakat.
Keunikan individu dinyatakan sebagai subjektivisme dimana terkadang dianggap tidak wajar bagi masyarakat dan bahkan beberapa kasus harus berurusan dengan rumah sakit jiwa.
 Keseragaman masyarakat membuat disosiasi individu dengan alam bawah sadarnya dan membuat mereka terkadang mengalami neurotik yang berasal dari dorongan naluriah keunikan individu tersebut.
Dunia dipandang akhirnya menjadi dua, yakni dunia rasional yang berdasarkan pengetahuan dan dunia iman yang berdasarkan kepercayaan yang religius.Â
Agama yang menopang dorongan naluriah manusia yang bersifat individualis harus bertabrakan dengan beberapa paham yang bersifat rasional seperti komunisme, fasisme maupun kapitalisme.