Konsep jiwa memiliki sifat otonom dalam ketidaksadarannya yang berarti ada kekuasaan khusus yang terkadang tidak dapat dikuasai oleh kesadaran.Â
Neurosis banyak terjadi jika stimulus dari luar menyentuh kompleks yang menimbulkan ketakutan di ketidaksadaranya. Hal tersebut dibuktikan dengan kasus pasiennya yang percaya dia memiliki kanker padahal dia sangat pintar dan tahu bahwa itu hanya rekayasa pikirannya.
Dalam menentramkan konflik psikis tersebut sebelum ada psikologi, agama dan kebudayaan primitif dengan ritusnya berperan penting dengan memberikan peraturan seperti bersopan santun. Konflik psikis ini ditandai juga dengan mimpi yang merupakan tanda diekspresikannya ketidaksadaran.
Studi kasus yang lain terdapat pada pasien Jung yang lain dengan neurosis karena mimpi-mimpinya yang banyak mengandung unsur religius padahal ia seorang intelektual yang sudah meninggalkan semua bentuk religiusme yang dahulu diajarkan saat dia masih kecil.Â
Alam bawah sadarnya seolah memiliki kekuasaan yang menolak bentuk diri sadarnya yang lepas dari bentuk religiusitas.
Dogma dan Simbol-Simbol Alamiah
Seperti dalam kasus pasien Jung yang mendapatkan neurosis dan bermimpi tentang gereja dan hal-hal religius lainnya, ketidaksadaran memiliki pengaruh besar dalam kepribadian dan di luar kekuasaan kesadaran.
 Pemikiran rasional nan modern pun tidak mampu untuk mengatasi dari menyeruaknya konflik psikis dari kebutuhan religi ini.
Dan Jung percaya bahwa terdapat kesamaan ketidaksadaran ini pada semua orang. Hal ini didasari kepada banyak pasiennya dan mimpi mereka yang sama-sama memiliki simbol identik.
 Juga latarbelakang mereka yang seorang intelektual dan telah meninggalkan sepenuhnya kehidupan beragama.
Menurut Jung, agama merepresentasikan banyak gambaran alam bawah sadar dan emosi lebih baik daripada teori-teori ilmiah yang mengabaikan itu semua.Â