Nabi Musa sebagai ego yang berpikir logis akhirnya tidak bisa menjawab bagaimana ketidaksadaran spiritual yakni Nabi Khidir mengetahui semua yang ada dan melambangkan sifat Maha Tahu Tuhan.Â
Dalam mistisme islam, Nabi Khidir memang dianggap sebagai guru kebijaksanaan yang rahasia dan menurut Jung Nabi Khidir ada di Arketipe kelahiran kembali sebagai teman dan penasihat.
 Zulkarnain  yang Memenjarakan Yakjuj dan Makjuj
Kisah terakhir yang dianalisis oleh Jung dalam Surah Al-Kahfi dimana diceritakan Zulkarnain sang peguasa yang shalih berjalan ke arah matahari terbenam dan menemukan suatu kaum yang tidak beragama.Â
Setelah membuat mereka beriman Zulkarnain melanjutkan perjalanan ke sebuah tempat diantara dua gunung.
Kaum yang ada di sana lalu meminta Zulkarnain dan pasukannya untuk membangun dinding yang memisahkan mereka dengan kaum yang kejam yakni Yakjuj dan Makjuj.Â
Zulkarnain lalu membangun dinding itu dengan lelehan besi agar kokoh dan Yakjuj dan Makjuj tidak akan bisa menaikinya sampai hari kiamat tiba atas Kehendak Allah SWT.
Simbolisasi dari Jung mengenai kisah Zulkarnain banyak mengenai transformasi atau kelahiran kembali seperti Zulkarnain yang berjalan ke arah matahari terbenam diartikan sebagai perjalanan pembaruan atau kelahiran kembali.Â
Sedangkan mengapa kisah Nabi Musa diganti tiba-tiba oleh cerita Zulkarnain secara psikologis agar tidak terjadi individuasi terhadap ego-kesadaran yang menyebabkan keangkuhan diri dan gila.
Tempat yang dilindungi oleh dinding diantara dua gunung itu adalah penempatan diri dimana harus dilindungi dari kekuatan dengki, perselisihan iri hati, dan individuasi dari kekuatan kolektif ketidaksadaran.Â
Runtuhnya dinding tersebut oleh kiamat merupakan tanda kesadaran kembali ke ketidaksadaran penuh yang berarti kematian.