Lalu di tengah perjalanan Nabi Khidir membunuh seorang anak dan hal ini membuat Nabi Musa protes kembali karena membunuh jiwa yang tidak berdosa yakni anak kecil.Â
Nabi Khidir memperingatkan lagi jika ingin tetap mengikutinya dia tidak boleh protes. Nabi Musa sadar akan hal itu dan minta maaf seraya mohon ingin terus mengikutinya.
Di suatu perjalanan mereka sampai ke para penduduk desa yang amat pelit sekali dan tidak mau menerima mereka bertamu. Lalu di suatu tempat di desa itu Nabi Khidir memperbaiki rumah yang hampir roboh dan Nabi Musa bertanya kepadanya mengapa Nabi Khidir memperbaiki rumah yang penduduk-penduduknya pelit dan tidak ramah ini.
Mendengar protes dari Nabi Musa akhirnya beliau merasa harus menghentikan perjalanan mereka bersama dan menjelaskan maksud dari perbuatan-perbuatanya ini.Â
Nabi Khidir melubangi perahu itu karena tahu di daratan tempat mereka singgah ada raja yang lalim dan suka merampas perahu dan harta orang yang singgah di pulau itu.
Sedangkan beliau membunuh anak itu karena tahu nanti pemuda itu akan menjadi kafir dan durhaka kepada kedua orang tuanya yang shalih.
Sedangkan maksud beliau memperbaiki rumah yang hampir roboh di desa yang pelit dan tidak ramah itu karena beliau tahu bahwa rumah itu milik anak yatim-piatu yang orang tuanya adalah orang yang shalih di desa itu dan meninggalkan harta warisan mereka di bawah rumah yang hampir roboh itu.
Sangat banyak simbolisasi pada cerita ini yang dianalisis oleh Jung seperti lepasnya ikan merupakan gejala disosiasi dari kesadaran. Pertemuan dua laut merupakan pertemuan antara kesadaran dan ketidaksadaran.Â
Laut yang menandakan air merupakan simbolisasi kehidupan. Dan Nabi Musa yang kembali mencari ikan ke tempat pertemuan dua laut itu merupakan simbolisasi kehidupan yang kembali lagi.
Nabi Khidir digambarkan sebagai penasihat, manusa yang abadi, citra Tuhan, dan yang terus menerus memperbaharui diri.Â
Nabi Musa adalah simbolisasi dari kesadaran atau ego yang mengetahui bahwa terdapat ketidaksadaran yang lebih superior untuk membimbing yakni Nabi Khidir.