Kadang karena kita malas menunggu sholat Tarawih yang rakaatnya banyak, apalagi imamnya tidak bisa diajak kompromi hingga sering baca surat panjang sehingga kerap kali kita main petasan dan memalsukan tanda tangannya hehehe.
Setelah saya bertambah dewasa akhirnya saya tahu bahwa bukan kolom yang terisi penuh tanda tangan yang dinilai bagus namun nilai kejujuran yang tertanam kala bulan Ramanadan-lah yang dinilai.
Tanda tangan ini memang tidak pernah dicek oleh guru kita namun pasti para malaikat yang akan mengecek dan akhirnya Allah SWT nanti yang membalas dengan menurunkan kualitas diri kita saat dewasa nantinya.Â
Karena pasti perbuatan kita saat kecil akan terbawa sampai dewasa dan tidak ada yang suka orang yang sering berbohong.
Puasa Tengah Hari dan Sembunyi-Sembunyi Batalkan Puasa
Belajar puasa tidak harus langsung berpuasa satu hari penuh, ada beberapa anak termasuk saya dahulu yang sedikit demi sedikit belajar puasa hingga genap satu hari. Puasa bedug atau puasa setengah hari kadang menjadi solusi bagi anak-anak yang ingin belajar puasa.Â
Puasa setengah hari ini dilakukan seperti puasa pada umumnya hanya saja saat tengah hari atau bedug, anak diperbolehkan makan siang mengganjal perut.
Kadang ada beberapa teman saya dahulu yang pintar sudah berpuasa penuh satu hari tapi juga ada yang masih malas dan kadang juga sembunyi-sembunyi makan atau minum seperti saya waktu kecil.Â
Yah memang kala itu saya tidak terlalu peduli bahwa puasa membutuhkan banyak energi dan saya hanya ingin bermain dengan lari kesana-sini bersama teman-teman.
Walhasil saya kehausan walaupun saya tahu sedang berpuasa, lalu saya mendekatkan diri ke kulkas sembari mendinginkan badan. Segelas air saya pikir tidak membatalkan puasa saat itu toh saya juga masih belajar hehehe.
Namun jika kalian tertangkap basah minum atau makan kala puasa, maka cara satu-satunya adalah berpura-puralah kalian lupa itu bulan Ramadan, anggap sudah lebaran.