Dengan adanya gaya Jamet ini, dapat kita lihat sebuah dobrakan terhadap struktur sosial yang menggambarkan kebebasan gaya terhadap kelas bawah melalui gaya berpakaian dan penampilan yang mereka ciptakan sendiri.
 Tidak dengan barang-barang branded dan mahal, para Jamet seolah memberi pesan bahwa gaya dapat digunakan siapa saja.
Kesimpulan
Setiap orang memiliki kebebasan untuk bergaya selama gaya atau penampilannya tidak melanggar norma dan hukum yang berlaku.
 Mengekspresikan suatu bentuk isi hati melalui penampilan adalah sebuah hak yang membuat suatu kelompok atau individu tidak tertekan oleh masyarakat yang homogen.
Jamet ini dapat kita maknai sebagai suatu subkultur yang membentuk keberagaman yang tidak hanya dilihat melalui budaya tradisional saja tapi juga budaya modern serta popculture yang berkembang di Indonesia.Â
Juga jika kita merasa keren dengan budaya Jamet ini namun tidak berani menggunakannya karena malu dengan respon sekitar nantinya, apasalahnya mengikuti kata hati kita.
Sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H